Dampak ekonomi juga menjadi perhatian utama, dengan penelitian yang menyoroti bagaimana aktivitas ekonomi diatur oleh perbatasan dan bagaimana wilayah perbatasan dapat menjadi zona peluang atau kesulitan ekonomi. Dengan demikian, Limology atau studi perbatasan adalah bidang yang penting untuk memahami bagaimana perbatasan mempengaruhi dan dibentuk oleh masyarakat manusia dalam dunia yang semakin terhubung ini.
Dalam perkembangannya, konsep perbatasan bukanlah hanya konsep geografis dan politik, namun juga konsep sosial, budaya, ekonomi, dan psikologis. Perbatasan mempunyai beberapa fungsi, mencakup fungsi barrier, fungsi contact dan juga fungsi filter. Dikarenakan globalisasi, pendekatan-pendekatan teoritis baru pada konsep ini muncul. Proses globalisasi juga menciptakan identitas-identitas baru dan integrasi.
Proses integrasi bahkan mengarah pada munculnya mitos menghilangnya perbatasan. Namun para peneliti sepakat bahwa terlalu dini untuk membicarakan tentang dunia tanpa perbatasan (borderless). Mereka juga sepakat bahwa dikarenakan globalisasi, proses-proses dari fungsi sebagai barrier perbatasan menjadi menurun dan fungsi contact perbatasan mendorong pada meningkatnya aktivitas mobilitas lintas batas antar negara. Menurut Newman (2006), perbatasan menciptakan (atau mencerminkan) perbedaan dan membentuk garis pemisah tidak hanya antar negara dan ruang geografis, namun juga antara "kami" dan "mereka", "di sini" dan "di sana" dan "di dalam" dan "di luar".
Studi perbatasan, yang juga dikenal sebagai Limology, kini telah mengalami transformasi menjadi bidang multidisiplin dan interdisiplin yang dikembangkan oleh berbagai ahli, termasuk ilmuwan geografi, politik, sosiologi, antropologi, etnologi, psikologi, ekonomi, dan bahkan di bidang teknologi.