Mohon tunggu...
Fauzan Fajari
Fauzan Fajari Mohon Tunggu... Lainnya - Sarjana Kimia yang ijazahnya baru keluar setelah 2 bulan diwisuda

Seorang Pemuda Gemar Membaca, Nonton Film dan Jalan-Jalan. Pengen Jadi Penulis, Sutradara dan Pengusaha.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rokok yang Sebatang

26 Desember 2024   20:40 Diperbarui: 26 Desember 2024   20:40 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sudah dibuang."

"Kasihan sekali. Itu sangat mubazir. Sebaiknya kau ambil, itu rokok terakhirmu, berpisahlah dengan baik. Ambil segera!"

Gogom menuruti saran Tatam. Segera ia menuju dekat pohon rambutan tadi. Kemudian melihat ke tanah, dekat kira-kira dibuangnya si yang sebatang. Ia telisik betul, sepertinya rokoknya telah mati dan tidak berasap lagi. Akan tetapi setelah di cari cari tidak ketemu, padahal di sana hanyalah tanah dan hanya ada sedikit rerumputan.

Sambil celingak-celinguk, tak jauh dari tempatnya berdiri, terlihatlah bekas abu rokok. Di tanah yang kering itu, telah tergores dengan ranting kayu sebuah kalimat, "Pulanglah Gogom. Ayah dan Ibu rindu." Di bawah kalimat itu ada sambungannya lagi, "Dari pamanmu yang menaiki bak pik up tadi."

Surantih, 27/6/2021 (15:15).

(Bersambung, ada part 2 dan part 3-nya)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun