Mohon tunggu...
Fauzan Fajari
Fauzan Fajari Mohon Tunggu... Lainnya - Sarjana Kimia yang ijazahnya baru keluar setelah 2 bulan diwisuda

Seorang Pemuda Gemar Membaca, Nonton Film dan Jalan-Jalan. Pengen Jadi Penulis, Sutradara dan Pengusaha.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rokok yang Sebatang

26 Desember 2024   20:40 Diperbarui: 26 Desember 2024   20:40 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gogom menimbang nimbang lagi keputusannya pensiun merokok. Saat aayik ngobrol, dari dalam rumah, keluarlah istri Tatam membawa dua gelas kopi. Ia sepertinya mendengar obrolan dua sekawan itu, ia pun mencoba nimbrung. "Iya, itu lebih baik. Sebaiknya lekaslah berhenti merokok. Biar badanmu sehat. Sebenarnya aku benci orang yang merokok."

"Jadi kau benci denganku, Marlina?" tanya Tatam seketika sambil meraih segelas kopi.

"Aku cinta sama kamu. Akan makin cinta jika berhenti merokok sehingga kau tidak meracuni anak kita ini," jawab Marlina dengan anggun.

"Ya, akan kupikirkan," Tatam ketawa, lalu meniup kopinya yang panas dan menyeruputnya agak sedikit. "Aaah."

"Nah, kan. Memang gampang menyuruh orang," kata Gogom bersemangat, seolah membalikkan perkataan Tatam ke wajahnya sendiri.

"Kenapa kita tidak sama-sama berhenti menghisap rokok saja, untuk hari ini dan hari selanjutnya. Kau setuju?" Tatam seperti mendapat inspirasi sehabis meminum kopinya.

"Demi anakmu dan diri kita?" tanya Gogom.

"Ya, siapa lagi yang akan menyayanginya kalau bukan diri sendiri," ujar Tatam mantap.

Gogom dan Tatam bersalaman tanda kesepakatan telah tercapai. Tapi, Gogom kemudian mengambil rokok terselip di kemeja Tatam secepat kilat. "Eh, kenapa. Katanya mau berhenti."

"Setelah yang satu ini."

"Okelah. Kau saja yang menghisapnya. Jauh-jauh dari sini. Sebaiknya ke halaman rumah saja, dekat pohon rambutan itu," pinta Tatam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun