Mohon tunggu...
Fauzan Arevalo
Fauzan Arevalo Mohon Tunggu... Konsultan - Coretan sederhana

Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Peran Tenaga Ahli Tata Ruang sebagai Mitra Kesehatan Masyarakat

26 Juli 2020   22:22 Diperbarui: 8 Juni 2021   13:23 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi desain perkantoran tradisional.(workinmind.org)

Saat ini, manusia bukan hanya dituntut untuk hidup untuk mengumpulkan kekayaan, meraih cita-cita, dan memenuhi kebutuhan tersier. Tetapi juga dituntut untuk bisa belajar dari setiap hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, baik dari hal yang kecil sampai hal yang paling besar.

Pandemi Covid-19 merupakan salah satu kejadian yang tidak pernah terprediksi sebelumnya. Hal ini datang secara tiba-tiba, seluruh aktivitas manusia terhambat karena adanya kejadian ini, seluruh rencana yang telah dirancang oleh manusia seakan akan harus dibatalkan secara paksa. 

Dalam hal ini manusia dituntut untuk selalu ikhlas, ikhlas dalam menjalani segala yang harus terjadi, tidak dapat bertemu dengan keluarga tidak dapat bertemu dengan sanak saudara, tidak dapat berjumpa dengan kawan, dan masih banyak aktivitas lain yang terpaksa harus lumpuh secara mendadak dikarenakan adanya pandemi ini.

Pandemi ini kian mengubah banyak hal di muka bumi ini, tapi yang paling mencolok adalah perubahan tingkah laku atau kebiasaan manusia, di mana manusia kini lebih sadar akan pentingnya kesehatan, baik kesehatan diri sendiri, kesehatan orang lain, maupun kesehatan lingkungan sekitar.

Seiring berubahnya kebiasaan manusia terkait kesadaran akan pentingnya kesehatan, kini kebutuhan penataan ruang pun sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari.

Penataan ruang dituntut untuk dapat sejalan dengan protokol kesehatan yang berlaku pada masyarakat, atau minimal dapat sejalan dengan perilaku hidup sehat pada masyarakat. Hal ini merupakan "PR" baru bagi para tenaga ahli di bidang perencanaan tata ruang.

Pada dasarnya tenaga ahli di bidang perencanaan tata ruang bukan hanya merencanakan pembangunan fisik suatu kawasan, tapi juga merencanakan bagaimana caranya agar kebutuhan manusia dapat terpenuhi melalui penataan ruang yang nyaman dan baik untuk mengakomodasi seluruh kebutuhan manusia di dalamnya.

Saat ini kesehatan menjadi salah satu kebutuhan manusia yang termasuk pada kategori "primer". Maka dari itu sudah saatnya penataan ruang memperhatikan kebutuhan kesehatan untuk para manusia di dalamnya.

Melihat asas-asas penataan ruang yang tercantum dalam "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang" yang salah satunya yaitu "Kebersamaan dan Kemitraan" maka hal ini dapat menjadi dasar bagi para tenaga ahli di bidang perencanaan tata ruang sebagai salah satu ujung tombak kehidupan masyarakat dalam memenuhi berbagai macam hajat hidupnya.

Menurut data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang terus diperbarui tiap hari, Indonesia masih terus mengalami peningkatan jumlah korban terjangkit positif Covid-19. Hal ini berarti masih aktifnya kasus penyebaran virus Covid-19 di masyarakat.

Maka dari itu sudah seharusnya masyarakat semakin meningkatkan tingkat kewaspadaan, salah satu contohnya adalah dengan cara social distancing, yang mana hal ini banyak membatasi interaksi antar manusia dengan manusia yang lainnya.

Maka dari itu sudah saatnya kini ada perubahan arah dan bentuk-bentuk perencanaan dan pembangunan tata ruang mengikuti kebutuhan dan tren saat ini.

Bagaimana caranya penataan ruang dapat semakin "melek" atau sadar terkait pola kehidupan manusia yang kini sangat jauh berbeda. Bagaimana caranya penataan ruang yang sedemikian rupa mampu mengakomodir hajat hidup manusia, ditengah kebiasaan-kebiasaan baru masyarakat.

Banyak hal yang harus segara diperbarui, seiring bergesernya kebiasaan atau pola hidup manusia, mulai dari sarana prasarana perkotaan, kualitas dan kuantitas pelayanan, dan masih banyak lagi yang harus semakin diperbaiki. Beberapa contoh hal yang telah disebutkan di atas akan penulis jabarkan di bawah ini:

1. Prasarana Perkotaan
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Perumahan Dan Kawasan Permukiman  "Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik Lingkungan Hunian yang memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman."

Bagaimana caranya prasarana perkotaan yang telah di desain sedemikian rupa selama ini dapat mengikuti perkembangan pola hidup sehat masyarakat. Contohnya adalah kebutuhan listrik dan kebutuhan jaringan internet yang tentunya turut semakin meningkat, mengingat saat ini semakin banyak aktivitas sosial yang dituntut untuk berjalan dengan memanfaatkan media teknologi atau biasa dikenal dengan "daring" (dalam jaringan).

Maka ini sudah menjadi tugas bersama bagi para pemangku kepentingan (stakeholder) di bidangnya masing-masing, khususnya bagi para tenaga ahli di bidang profesi perencanaan tata ruang.

2. Sarana Perkotaan
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Perumahan Dan Kawasan Permukiman "Sarana adalah fasilitas dalam Lingkungan Hunian yang berfungsi untuk mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi."

Saat ini, sarana yang terdapat di perkotaan juga dituntut untuk dapat "lunak" alias dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dengan gaya hidup baru mereka, misal pada kebutuhan sarana perangkutan umum perkotaan yang biasanya dapat terisi secara penuh.

Kini para pengguna moda angkutan umum harus dapat menjalankan social distancing, yang mana hal-hal yang bersifat kerumunan menjadi hal yang sangat harus dihindari apapun kondisinya.

Begitupun dengan angkutan yang sedang tren saat ini yaitu angkutan online, saat ini mereka dianjurkan untuk tidak membawa penumpang manusia, maka hal ini semakin membuat masyarakat mengalami kesulitan dalam melakukan berbagai kegiatan sehari-harinya. Sarana pendidikan dituntut untuk menjadi sekolah/institusi pendidikan yang "ramah kesehatan" mengikuti protokol kesehatan yang berlaku, dan lain-lain. 

Selain itu sarana peribadatan juga dituntut untuk menjamin keselamatan dan kesehatan bagi para jemaat yang melakukan ritual keagamaan di tempat tersebut. Selain itu sarana yang paling mendapat sorotan yaitu sarana kesehatan.

3. Kualitas dan Kuantitas Pelayanan
Selain hal-hal yang berbentuk fisik seperti sarana dan prasarana perkotaan, maka hal-hal yang bersifat non-fisik pun harus diperhatikan, dimana kualitas dan kuantitas dari setiap pusat-pusat pelayanan harus mampu mengikuti kebutuhan masyarakat di tengah pandemi ini.

Mulai dari kualitas pelayanan, misal pelayanan kesehatan saat ini harus lebih tanggap terkait pengawasan kesehatan masyarakat umum, lebih tanggap terkait penanganan masyarakat-masyarakat yang sedang dalam kondisi sakit, bagaimana caranya agar pasien tersebut tidak membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan masyarakat lainnya, khususnya orang-orang di sekitar pasien tersebut.

Selain itu, kuantitas dari pelayanan juga perlu diperhatikan jumlahnya. Saat ini pandemi Covid-19 merupakan penyakit yang berlawanan dengan kerumunan masa, maka bagaimana caranya para pemangku kepentingan dapat menyediakan kuantitas setiap pelayanan masyarakat yang dapat mencukupi kebutuhan dari jumlah masyarakat yang tinggal pada suatu kawasan tersebut.

Melihat dari semakin banyaknya masalah atau tantangan yang terjadi dalam kehidupan di masa ini, maka semakin banyak pula berbagai masalah atau tantangan baru yang harus dijawab oleh para tenaga ahli di bidang perencanaan tata ruang. 

Ini merupakan momen di mana para tenaga ahli tata ruang menyumbangkan tenaga, pikiran, dan waktu dengan sangat besar bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan yang cukup tinggi.

Mengutip sebuah kutipan yang pernah diucapkan oleh presiden ke-35 Amerika Serikat yaitu John F Kennedy, "Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakanlah apa yang kamu berikan kepada negaramu".

Dalam kutipan tersebut kita seharusnya dapat semakin tersadar tentang makna-makna dari pentingnya berbakti kepada negara, atau minimal kepada lingkungan di sekitar kita, dengan hal-hal sekecil apapun yang kita miliki. wallahua'lam bishawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun