Mohon tunggu...
Ahmad Fauzan
Ahmad Fauzan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Diam Tertindas atau Bangkit Melawan

Bila yakin, berusaha dan mencoba tak ada yang tak mungkin.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

PMII dan Spritualitas yang Tertinggal

16 April 2022   15:09 Diperbarui: 16 April 2022   15:11 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harlah 62 tahun PMII, dokpri

Ancaman radikalisme agama, yang telah banyak menyebar di lapisan masyarakat kita adalah tantangan untuk merendamnya sedalam mungkin. Untuk Perguruan Tinggi saja, kajian utama Badan Intelijen Negara telah menyebutkan 39% mahasiswa di Indonesia mendukung radikalisme agama, sementara, Setara Institut mengabarkan bahwa 10 kampus ternama di Indonesia terpapar radikalisme yang sudah dimulai sejak tahun 1981 yang dimulai dari halaqoh-halaqoh kecil dimasjid kampus. 

Dari situasi negara yang seperti ini pemahaman radikal agama harus segera diantisipasi oleh PMII sebagai organisasi kader melaui haluan Aswajanya yang moderat dan toleran. Jika tidak terkuasai secara merata pemahaman Aswaja dengan landasan spiritual zikir, pikir dan amal sholehnya serta memiliki bentuk-bentuk utama untuk memberikan pemahaman yang benar dalam agama bagi masyarakat luas, maka pemberlakuan aswaja dengan segala regulasinya yang permanen, hanya akan menjadi bahan diskusi dan cerita dalam sejarah yang tertinggal. 

Kita sudah harus bekerja keras, mengingat begitu besar tantangan sebagai kader di masa depan terutama membentuk kader yang berkualitas dan selalu berpegang pada spiritual organisasi perkaderan.
Menatap dan menata ulang pentingnya spiritualitas ini, akan menjadi modal besar bagi PMII untuk lebih menampilkan diri sebagai pelaku perubahan (𝙖𝙜𝙚𝙣𝙩 𝙤𝙛 𝙘𝙝𝙖𝙣𝙜𝙚) masyarakat dalam hal keagamaan dan berbagi peran intelektual yang diunggulkan.
Arti penting dari spiritual adalah menempatkan haq agar memberikan maslahat bagi umat demi kepentingan kemajuan organisasi perkaderan utamanya untuk daerah dan bangsa Indonesia.

Mudah-mudahan catatan kecil ini dapat memberi arti pada satu sisi spiritualitas yang lama tertera dan lama pula ditinggalkan sehingga hanya menjadi simbol dalam kuatnya arus pergerakan.
Salam hangat pergerakan. 

𝘞𝘢𝘭𝘭𝘢𝘩𝘶𝘭 𝘮𝘶𝘸𝘢𝘧𝘪𝘦𝘲 𝘪𝘭𝘢𝘢 𝘈𝘲𝘸𝘢𝘮𝘪𝘵𝘩 𝘛𝘩𝘰𝘳𝘪𝘦𝘲

Oleh: Yurmartin, Alumni PMII Bengkulu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun