Mohon tunggu...
Ahmad Fauzan
Ahmad Fauzan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Diam Tertindas atau Bangkit Melawan

Bila yakin, berusaha dan mencoba tak ada yang tak mungkin.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

PMII dan Spritualitas yang Tertinggal

16 April 2022   15:09 Diperbarui: 16 April 2022   15:11 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harlah 62 tahun PMII, dokpri

Perlu kita ulas sedikit, bahwa individu-individu yang tergabung dalam berdirinya PMII, dipersatukan dalam konstruks, ideologis aswaja yang ideal yang dirumuskan sebagai kader ulul albab. Yakni kader yang haus akan pembangunan ruhani, ilmu pengetahuan dan pelaksana pemberdayaan masyarakat dalam bentuk-bentuk nyata. Pembentukan manusia ulul albab ini dijelaskan dalam Al-Qur'an sebanyak 15 ayat.
Sedangkan dalam konteks pergerakan, kepeloporan kader adalah melakukan kerja- kerja peradaban dan memiliki sentrum gerakan yang menghempas dan berdaya ledak menakutkan, sebagaimana Rusia menginvansi Ukraina.
Inilah cita-cita rumusan ideologis citra diri kader ulul albab. Disinilah pemberlakuan zikir, pikir dan amal sholeh sesungguhnya. 

Perhatikanlah, perkembangan demi perkembangan telah di lalui dalam mengayuh organisasi sampai dengan saat ini. Sementara, model utama dari zikir, pikir dan amal sholeh baik sebagai landasan filosofis atau dasar spiritualitas belum menemukan bentuk aslinya untuk PMII Bengkulu khususnya.

Melihat semua ini, spiritualitas pergerakan harus dikembalikan pada tempatnya, agar semua kader menjadi paham untuk apa mereka disatukan dalam organisasi pergerakan yang bernama PMII yang berhaluan Aswaja. 

Pondasi pertama dari spiritualitas yang harus ditegakkan adalah Zikrullah. Tanpa itu, kekacauan pola pikir dan amal sholeh hanya akan menjadi wacana dibalik indahnya kata-kata semata. Ini bisa dilalui dengan Halaqoh Zikir yang tersambung sanad zikirnya sampai ke Rasulullah dan jelas pertanggungjawabannya. Sekaligus untuk menjadi penyeimbang alat pikir dalam bergerak melakukan amal sholeh menjalankan roda organisasi untuk kepentingan kebesaran PMII dimata pembangunan masyarakat lokal.

Mengapa Zikir yang diutamakan terlebih dahulu, agar hati kita tidak seperti batu kerasnya dan mau menerima kebaikan dari Allah berikut perbedaan yang meliputinya. Hal ini sebagaimana disabdakan Rasulullah dari ibn Umar telah meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda, "Janganlah berbicara lebih banyak daripada berzikir kepada Allah, berbicara banyak tanpa berzikir kepada Allah akan mengeraskan hati dan tidak seorangpun yang lebih jauh dari Allah daripada orang yang keras hati" (HR. At-Tirmidzi).

Dengan Zikir dapat menguatkan spiritualitas ruhani hamba di dalam hati dan akan membawanya pada nilai dan perbuatan hidup yang sempurna serta menjadikannya sungguh mencintai ibadahnya. Ini terdapat dalam QS. Al-Jumu'ah, 62: 2, QS. Al-Syam, 91: 7-10 dan QS. Al-Maidah, 5: 35.

Sebagai kader ulul albab, penempatan zikir, pikir dan amal sholeh menjadi pilihan utama oleh PMII yang tidak dapat diubah oleh apapun. Karena ini adalah kerangka Aswaja yang mampu memberikan contoh terbaik kepada orang banyak terutama melekatnya pemahaman aswaja yang moderat dalam pencerahan hidup berbangsa dan bernegara. 

Mempunyai formulasi spiritualitas pergerakan yang berjenjang dalam program yang tersusun rapi beserta kurikulumnya untuk PMII Bengkulu, tentunya dalam konteks Aswaja, adalah keharusan untuk membangun peradaban.
Semangat keberpihakan PMII adalah melakukan pertolongan terhadap nilai kemanusiaan dalam hal keilmuan dan keagamaan.

Sedangkan spiritualitasnya nanti, adalah kebangkitan ruhani yang selalu berzikir kepada Allah sebagai ideologis kader yang mampu memberi contoh haluan Aswaja secara benar dan berkesinambungan terhadap kader-kader penerus masa depan.

Ketahuilah, tidak ada pertarungan ideologis dimuka bumi ini yang berhasil tanpa kekuatan spiritualitas terlebih dahulu. Begitulah yang dilakukan oleh seluruh para nabi dan rasul, sampai yang dilakukan oleh warisatul anbiya sebagai penerusnya berikut para pengikutnya. Semuanya berlabuh pada 𝘴𝘱𝘪𝘳𝘪𝘵𝘶𝘢𝘭 𝘱𝘰𝘸𝘦𝘳, barulah dapat membentuk tatanan dan pekerjaan yang berkepribadian serta menyerap dan melindungi kebutuhan hidup yang egaliter dengan seluruh kemajemukan yang Allah ciptakan.

Indonesia saat ini yang secara nasional tengah membangun infrastruktur dan pembangunan kesejahteraan lainnya secara berkala. Pertarungan politis dan kepentingan pro status quo sangat kental terjadi dan dalam beberapa kesempatan menghiasi setiap media kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun