Peradaban seringkali hanya diartikan sebagai kebudayaan, tetapi apabila kita ulik lebih dalam, peradaban adalah kemajuan lahir dan batin yang meliputi kecerdasan budi bahasa, sopan santun dan kebudayaan suatu bangsa, yang sebenarnya kata peradaban sendiri merupakan serapan dari kata berbahasa arab yaitu adab.
Maka apa hubungan mengenai pentingnya peradaban dengan kita, relevansi antara keduanya akan kita temukan apabila kita menelusuri goresan catatan emas sejarah yang dimana padanya tercatat bahwa mereka yang menjadi pemantik, inisiator, bahkan eksekutor perubahan sekaligus pengawal kejayaan sebuah peradaban adalah mereka para mahasiwa, mereka para pemuda, dan mereka para intelektual muda, yang dimana kita adalah para pewaris estafet perjuangan mereka dan sudah seyogyanya dapat meneruskannya, sehingga kita dapat terpantik untuk menjadi intelektual muda.
Kemudian apa bedanya intelektual muda dengan ilmuan yang sudah terkemuka, perbedaan antara keduanya adalah dalam perkara pengalaman, pangkat, jabatan, dan yang paling mencolok adalah harta, namun sebenarnya kesemuanya itu bisa intelektual muda antisipasi karena sedikitnya pengalaman bisa diatasi dengan banyaknya kesempatan, minimnya pangkat bisa diatasi dengan banyaknya sahabat, ketidakadaanya jabatan bisa atasi dengan adanya kesehatan, dan kurangnya harta bisa diatasi dengan kekayaan tenaga.
Pertanyaannya mengapa harus intelektual muda?, mengapa tidak para ilmuan yang notabenenya lebih berkapasitas dalam keilmuan dan lebih banyak jam terbangnya dalam hal pengalaman, hal ini karena pemuda adalah masa dimana energi, ambisi dan semangat kita sedang membara, sedang menggebu-gebu, dan sedang besar-besarnya maka dari itu kita harus mengalokasikannya kepada hal yang positif,solutif, dan juga inovatif, termasuk dengan mempersiapkan masa depan sekaligus membangun peradaban.
Yang muncul dalam benak pikiran sekarang adalah apa korelasi dan relevansi antara keduanya, peradaban dan intelektual muda adalah dua hal yang saling berhubungan karena keberjalanan, kemajuan, dan baiknya peradaban sangatlah dipengaruhi oleh kualitas para penggerak, pemimpin dan revolusionernya, karena mereka semualah yang akan mengawal dan juga menahkodai keberjalanan peradaban, entah dengan cara apa, dibawa kearah mana, dan seberapa efisien dan efektif keberjalanannya.
Oleh karena itu sudah seharusnya kita sebagai generasi muda sekaligus intelektual muda harapan bangsa Indonesia, yang kelak menjadi penerus estafet perjuangan dan agen perubahan kita harus bersiap, memantapkan tekad, dan banyak belajar karena masa depan peradaban ada pada kepalan tangan kita semua, akan seperti apa kedepannya kitalah yang menentukan.
Sebagai intelektual muda yang digadang gadang untuk meneruskan estafet perjuangan dan kepemimpinan maka sudah selayaknya kita selalu memperluas wawasan dan keilmuan, memperbanyak jaringan dan relasi dengan kawan-kawan yang satu tujuan, dan juga mengambil pelajaran dari sejarah generasi pendahulu yang telah menggoreskan catatan-catatan kebanggan di lembar sejarah manusia.
Sejarah sendiri merupakan salah satu disiplin ilmu yang harus difahami dan dikuasai oleh intelektual muda, karena masalah yang terjadi pada manusia relatif tidak jauh dari masalah yang dahulu pernah terjadi, sehingga bisa dikatakan karena sejarah itu berulang maka kita bisa mempelajarinya dan mengambil pelajaran darinya dengan harapan perkara baik yang diwariskan bisa diteruskan dan dikembangkan, sementara perkara yang belum baik mari kita siasati dan cari solusinya.
Dalam memahami sejarah kita harus mempelajarinya secara keseluruhan, baik itu sejarah diri, sejarah bangsa, maupun sejarah para pendahulu kita karena dengan memahami sejarah secara keseluruhan kacamata sudut pandang kita akan semakin meluas dan kita akan semakin bijak dalam mengambil suatu keputusan.
Sejarah diri atau juga diistilahkan dengan sejarah keluarga bisa dikatakan merupakan sejarah yang sangat dianjurkan untuk diketahui karena sejarah diri atau sejarah keluarga adalah previledge masing-masing orang untuk memahami diri dan juga keluarganya baik tentang idealisme, cara dalam memandang dan menyelesaikan masalah, dan lain sebagainya.
Sejarah bangsa merupakan aspek yang kedua setelah sejarah diri yang juga sangat dianjurkan untuk dipelajari terutama kita sebagai bangsa Indonesia dengan sebegitu luas wilayahnya, sebegitu banyak penduduknya, dan sebegitu kaya kebudayaan didalamnya, maka kemudian ini lah mengapa kita sangat dianjurkan untuk faham dan tahu sejarah bangsa kita, karena pada hakikatnya Ketika kita faham sejarah bangsa kita maka secara tidak sadar kita sedang berupaya memahami kultur dan nilai-nilai sosial dari bangsa kita, sehingga kedepannya kita bisa menjadi agen pemersatu bangsa sekaligus nahkoda peradaban yang sudah disesuaikan dengan nilai-nilai sosial kemasyarakatan bangsa Indonesia.
Sejarah para pendahulu juga tak bisa kita pandang sebelah mata, namun justru harus kita telaah dan fahami secara mendetail dan juga mendalam, karena dari sana lah pelajaran kehidupan bermuara, sumber keteladanan sekaligus hikmah dan pelajaran yang sangat relevan dengan permasalahan keduniawian.
Orang bijak pernah berkata “umur kita terlalu singkat untuk mencoba semua hal, namun sebenarnya sangat banyak narasumber disekitar kita untuk kita gali dan ambil hikmah dari pengalaman dan perjalanan hidup mereka”, dari kata kata ini kita bisa ambil kesimpulan bahwa sebenarnya pelajaran hidup tak hanya berasal dari pengalaman pribadi karena sangat banyak diluar sana yang sudah melewati tahap yang sama sehingga kita bisa mengambil pelajaran dari mereka, maka kuncinya ada 2 yaitu rasa ingin tahu yang berlebih dan juga tak malu untuk bertanya.
Rasa ingin tahu dan rasa keterbukaan untuk tak malu bertanya adalah dua sikap yang dapat menumbuhkan kebijaksanaan dalam berfikir, berkata, dan juga bersikap karena dua sikap inilah yang kemudian dapat menempa dan membentuk karakter yang baik pada diri kita.
Sebaik-baik guru adalah pengalaman, namun arti kata pengalaman disana tidaklah terbatas pada pengalaman pribadi, karena justru biasanya melalui pengalaman orang lain lah kita bisa membuka insight baru dan juga terpacu untuk mengatur ulang strategi bahkan terobsesi untuk mewujudkan penyesalan orang lain yang diceritakannya kepada kita.
Para pendahulu kita sudah banyak memberikan kontribusi dalam menggoreskan tinta emas sejarah dalam hal keteladanan juga bahan untuk renungan, karena dari kejayaan mereka kita bisa termotivasi, faham akan strategi, dan menjadikan mereka role model dalam berkontribusi, sedangkan kesalahan mereka bisa kita ambil pelajaran, kita jadikan renungan, kita antisipasi kemunculan masalah yang ada dengan menyiapkan solusi untuk masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H