Mohon tunggu...
Fauzan Abdillah
Fauzan Abdillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sebelas Maret Surakarta

seorang mahsiswa baru Universitas Sebelas Maret yang memiliki ketertarikan kepada syiar dan sedang mencoba menumbuhkan literasi dan kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nahkoda Peradaban

22 Desember 2022   08:43 Diperbarui: 22 Desember 2022   08:50 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peradaban seringkali hanya diartikan sebagai kebudayaan, tetapi apabila kita ulik lebih dalam, peradaban adalah kemajuan lahir dan batin yang meliputi kecerdasan budi bahasa, sopan santun dan kebudayaan suatu bangsa, yang sebenarnya kata peradaban sendiri merupakan serapan dari kata berbahasa arab yaitu adab.

Maka apa hubungan mengenai pentingnya peradaban dengan kita, relevansi antara keduanya akan kita temukan apabila kita menelusuri goresan catatan emas sejarah yang dimana padanya tercatat bahwa mereka yang menjadi pemantik, inisiator, bahkan eksekutor perubahan sekaligus pengawal kejayaan sebuah peradaban adalah mereka para mahasiwa, mereka para pemuda, dan mereka para intelektual muda, yang dimana kita adalah para pewaris estafet perjuangan mereka dan sudah seyogyanya dapat meneruskannya, sehingga kita dapat terpantik untuk menjadi intelektual muda.

Kemudian apa bedanya intelektual muda dengan ilmuan yang sudah terkemuka, perbedaan antara keduanya adalah dalam perkara pengalaman, pangkat, jabatan, dan yang paling mencolok adalah harta, namun sebenarnya kesemuanya itu bisa intelektual muda antisipasi karena sedikitnya pengalaman bisa diatasi dengan banyaknya kesempatan, minimnya pangkat bisa diatasi dengan banyaknya sahabat, ketidakadaanya jabatan bisa atasi dengan  adanya kesehatan, dan kurangnya harta bisa diatasi  dengan kekayaan tenaga.

Pertanyaannya mengapa harus intelektual muda?, mengapa tidak para ilmuan yang notabenenya lebih berkapasitas dalam keilmuan dan lebih banyak jam terbangnya dalam hal pengalaman, hal ini karena pemuda adalah masa dimana energi, ambisi dan semangat kita sedang membara, sedang menggebu-gebu, dan sedang besar-besarnya maka dari itu kita harus mengalokasikannya kepada hal yang positif,solutif, dan juga inovatif, termasuk dengan mempersiapkan masa depan sekaligus membangun peradaban.

Yang muncul dalam benak pikiran sekarang adalah apa korelasi dan relevansi antara keduanya, peradaban dan intelektual muda adalah dua hal yang saling berhubungan karena keberjalanan, kemajuan, dan baiknya peradaban sangatlah dipengaruhi oleh kualitas para penggerak, pemimpin dan revolusionernya, karena mereka semualah yang akan  mengawal dan juga menahkodai keberjalanan peradaban, entah dengan cara apa, dibawa kearah mana, dan seberapa efisien dan efektif keberjalanannya.

Oleh karena itu sudah seharusnya kita sebagai generasi muda sekaligus intelektual muda harapan bangsa Indonesia, yang kelak menjadi penerus estafet perjuangan dan agen perubahan kita harus bersiap, memantapkan tekad, dan banyak belajar karena masa depan peradaban ada pada kepalan tangan kita semua, akan seperti apa kedepannya kitalah yang menentukan.

Sebagai intelektual muda yang digadang gadang untuk meneruskan estafet perjuangan dan kepemimpinan maka sudah selayaknya kita selalu memperluas wawasan dan keilmuan, memperbanyak jaringan dan relasi dengan kawan-kawan yang satu tujuan, dan juga mengambil pelajaran dari sejarah generasi pendahulu yang telah menggoreskan catatan-catatan kebanggan di lembar sejarah manusia.

Sejarah sendiri merupakan salah satu disiplin ilmu yang harus difahami dan dikuasai oleh intelektual muda, karena masalah yang terjadi pada manusia relatif tidak jauh dari masalah yang dahulu pernah terjadi, sehingga bisa dikatakan karena sejarah itu berulang maka kita bisa mempelajarinya dan mengambil pelajaran darinya dengan harapan perkara baik yang diwariskan bisa diteruskan dan dikembangkan, sementara perkara yang belum baik mari kita siasati dan cari solusinya.

Dalam memahami sejarah kita harus mempelajarinya secara keseluruhan, baik itu sejarah diri, sejarah bangsa, maupun sejarah para pendahulu kita  karena dengan memahami sejarah secara keseluruhan kacamata sudut pandang kita akan semakin meluas dan kita akan semakin bijak dalam mengambil suatu keputusan.

Sejarah diri atau juga diistilahkan dengan sejarah keluarga bisa dikatakan merupakan sejarah yang sangat dianjurkan untuk diketahui karena sejarah diri atau sejarah keluarga adalah previledge masing-masing orang untuk memahami diri dan juga keluarganya baik tentang idealisme, cara dalam memandang dan menyelesaikan masalah, dan lain sebagainya.

Sejarah bangsa merupakan aspek yang kedua setelah sejarah diri yang juga sangat dianjurkan untuk dipelajari terutama kita sebagai bangsa Indonesia dengan sebegitu luas wilayahnya, sebegitu banyak penduduknya, dan sebegitu kaya kebudayaan didalamnya, maka kemudian ini lah mengapa kita sangat dianjurkan untuk faham dan tahu sejarah bangsa kita, karena pada hakikatnya Ketika kita faham sejarah bangsa kita maka secara tidak sadar kita sedang berupaya memahami kultur dan nilai-nilai sosial dari bangsa kita, sehingga kedepannya kita bisa menjadi agen pemersatu bangsa sekaligus nahkoda peradaban yang sudah disesuaikan dengan nilai-nilai sosial kemasyarakatan bangsa Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun