Mohon tunggu...
Pekik Aulia Rochman
Pekik Aulia Rochman Mohon Tunggu... Penulis - Petualang Kehidupan Dimensi Manusia yang diabadikan dalam https://theopenlearner333.blogspot.com/

I can't do anything, I don't know anything, and I am nobody. But, I am An Enthusiast in learning of anything.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Iri Bilang Bos! Cara Mengubah Rasa Iri Jadi Bahan Bakar Inspirasi

1 Februari 2025   11:00 Diperbarui: 1 Februari 2025   11:00 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang iri jadi terinspirasi. Sumber: Dokpri made by Chatgpt

"Menulis itu seperti kopi---ada yang suka pahit, ada yang suka manis. Jangan memaksakan semua orang minum yang sama."

Menemukan dan Mempertahankan Gaya Tulisan Sendiri

Gaya tulisan itu ibarat tanda tangan---unik, otentik, dan susah ditiru orang lain. Tapi menemukan gaya sendiri bukan perkara semudah memilih menu di warteg. Kadang butuh waktu, eksperimen, dan tentu saja, keberanian untuk tetap menjadi diri sendiri.

Setiap penulis punya ciri khas. Ada yang humoris, reflektif, akademis, atau meledak-ledak kayak sambal level 10. Coba evaluasi tulisan-tulisanmu yang sudah ada: apa yang paling sering muncul? Sentuhan humor? Analisis mendalam? Atau narasi personal yang mengalir? Dari sini, kamu bisa mulai mengenali pola dan karakter tulisanmu sendiri.

Filsuf Ralph Waldo Emerson pernah menekankan bahwa pencapaian terbesar dalam hidup adalah menjadi diri sendiri di tengah tekanan untuk menyesuaikan diri dengan standar orang lain. Ini relevan dalam dunia kepenulisan, di mana keunikan setiap individu harus dipertahankan agar tulisan memiliki daya tarik yang otentik.

Jangan paksakan diri untuk menulis dengan gaya yang bukan kamu banget. Kalau suka santai dan penuh komedi, ya teruskan. Kalau suka serius dan penuh data, nggak masalah. Yang penting, tulis dengan flow yang paling nyaman buatmu, karena pembaca bisa merasakan ketulusan dari gaya yang alami.

Psikolog Jordan Peterson menekankan pentingnya membandingkan diri kita dengan versi diri kita di masa lalu, bukan dengan orang lain. Dalam menulis, hal ini berarti bahwa perkembangan harus diukur berdasarkan peningkatan pribadi, bukan sekadar membandingkan jumlah tulisan atau popularitas dengan penulis lain.

Menemukan gaya tulisan bukan berarti harus kaku. Jangan takut bereksperimen dengan gaya baru, tapi tetap dalam koridor keunikanmu. Kadang, variasi dalam menulis bisa bikin kamu semakin berkembang tanpa kehilangan esensi asli.

Menulis mengikuti tren itu sah-sah saja, tapi jangan sampai kehilangan identitas hanya demi viral. Pembaca setia datang karena keunikanmu, bukan karena kamu ikut-ikutan. Ingat, yang bertahan lama bukan yang sekadar mengikuti tren, tapi yang bisa tetap relevan dengan gayanya sendiri.

Hasil analisis Penulis. Sumber: Dokpri made by AI
Hasil analisis Penulis. Sumber: Dokpri made by AI

Kesimpulan

Menulis adalah perjalanan panjang. Selalu ada ruang untuk belajar dari penulis lain tanpa harus kehilangan jati diri. Membaca lebih banyak, bereksperimen dengan format baru, dan menerima kritik dengan terbuka bisa membantu kamu semakin tajam dalam menemukan gaya yang benar-benar kamu banget.

Menemukan dan mempertahankan gaya tulisan sendiri adalah perjalanan, bukan tujuan instan. Dengan mengenali ciri khas, menulis dengan nyaman, menjaga keseimbangan antara konsistensi dan fleksibilitas, serta tidak terjebak tren, kita bisa terus berkembang tanpa kehilangan jati diri. Jadi, tetaplah menulis dengan gaya yang paling kamu banget! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun