Mohon tunggu...
Pekik Aulia Rochman
Pekik Aulia Rochman Mohon Tunggu... Penulis - Petualang Kehidupan Dimensi Manusia yang diabadikan dalam https://theopenlearner333.blogspot.com/

I can't do anything, I don't know anything, and I am nobody. But, I am An Enthusiast in learning of anything.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Iri Bilang Bos! Cara Mengubah Rasa Iri Jadi Bahan Bakar Inspirasi

1 Februari 2025   11:00 Diperbarui: 1 Februari 2025   11:00 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang iri jadi terinspirasi. Sumber: Dokpri made by Chatgpt

Percaya atau tidak, pembaca itu bisa mengenali ketulusan dalam tulisan. Kalau tiba-tiba gaya kita berubah drastis---misalnya yang biasanya santai dan humoris mendadak jadi serius dan kaku---mereka bakal merasa ada yang janggal. Ibarat teman yang biasanya suka bercanda, tiba-tiba ngomong dengan nada resmi kayak pejabat. Pasti bingung, kan?

Coba bayangkan kalau kita terus-terusan meniru gaya orang lain, pasti ada rasa tertekan untuk terus menjaga "persona" baru ini. Padahal, menulis harusnya jadi proses yang menyenangkan, bukan malah beban karena harus menyesuaikan dengan gaya yang bukan milik kita. Lama-lama, ini bisa bikin kita kehilangan motivasi buat menulis sama sekali.

Kalau kita selalu meniru gaya orang lain, kita nggak bakal pernah tahu potensi asli kita sebagai penulis. Membangun ciri khas sendiri memang butuh waktu dan eksplorasi, tapi hasilnya jauh lebih berharga daripada sekadar menjadi versi kedua dari orang lain.

Meniru untuk belajar itu wajar, tapi jangan sampai kehilangan diri sendiri dalam prosesnya. Daripada sibuk mengikuti jejak orang lain, lebih baik fokus memperkuat karakter tulisan sendiri. Pembaca akan lebih menghargai tulisan yang jujur dan autentik dibandingkan yang hanya sekadar meniru tren. Jadi, tetaplah menulis dengan gaya yang paling nyaman dan sesuai dengan kepribadian kita!

"Jangan tiru gaya orang lain, nanti malah kayak aktor yang lupa naskahnya sendiri."  

Mengubah Iri Jadi Motivasi

Iri itu seperti sambal, kalau kebanyakan bisa bikin sakit perut, tapi kalau pas porsinya justru bikin makanan makin sedap. Begitu juga dalam kepenulisan. Rasa iri bisa jadi racun yang membuat kita malas berkarya, atau bisa juga jadi bensin buat mempercepat langkah kita.

Pertama-tama, nggak usah denial. Semua orang pasti pernah iri, bahkan penulis hebat sekalipun. Yang membedakan adalah cara mereka mengelola perasaan itu. Daripada sibuk merasa nggak cukup baik, lebih baik kita gunakan iri sebagai sinyal bahwa ada sesuatu yang bisa kita tingkatkan.

Ketika kita terlalu sibuk melihat kesuksesan orang lain, kita lupa melihat progres kita sendiri. Iri bisa diubah jadi motivasi dengan cara membuat target pribadi. Fokus pada peningkatan kualitas tulisan, bukan hanya kuantitas atau angka yang dicapai orang lain.

Alih-alih hanya terpukau dengan prestasi orang lain, kenapa nggak coba belajar dari mereka? Amati pola kerja, cara riset, atau gaya menulis mereka, lalu adaptasikan dengan gaya kita sendiri. Inspirasi boleh, tapi jangan sampai jadi tiruan.

Menulis bukan sprint, tapi maraton. Daripada hanya iri sesaat, gunakan energi itu untuk tetap konsisten menulis dan berkembang. Setiap tulisan yang kita hasilkan adalah langkah kecil menuju pencapaian yang lebih besar.

Iri bisa jadi beban atau jadi dorongan, tergantung bagaimana kita mengelolanya. Dengan menyadari bahwa iri itu normal, fokus ke perjalanan sendiri, belajar dari orang lain, dan menjadikannya bahan bakar untuk konsistensi, kita bisa mengubah rasa iri menjadi motivasi yang sehat. Jadi, daripada hanya mengagumi, kenapa nggak mulai menulis dan membuktikan bahwa kita juga bisa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun