Jadi, mari berhenti merasa bersalah atas buku-buku yang masih menunggu di rak. Sebaliknya, rayakan kehadiran mereka sebagai sumber inspirasi dan peluang untuk bertumbuh. Karena pada akhirnya, membaca adalah tentang perjalanan kita sebagai manusia---bukan tentang berapa banyak yang kita baca, tetapi tentang bagaimana setiap buku mengubah cara kita melihat dunia.
"Setiap buku memiliki waktunya sendiri. Yang perlu Anda lakukan adalah menunggu, dan pada saat yang tepat, ia akan memberi Anda pesan yang Anda butuhkan."
Daftar Pustaka
-
Manampiring, H. (2018). Filosofi Teras: Filsafat Yunani-Romawi untuk Mental Tangguh Masa Kini. Jakarta: Kompas Gramedia.
Kasali, R. (2007). Let's Change!: Pemikiran Kritis tentang Reformasi Hukum di Indonesia. Jakarta: Kompas Gramedia.
TikTok @ekspemikiran.id. (2025). Metafora Otak sebagai Kebun Pikiran. https://www.tiktok.com
Pew Research Center. (2021). Who doesn't read books in America? Diakses dari https://www.pewresearch.org
Badan Pusat Statistik. (2022). Statistik Pendidikan Indonesia: Tingkat Literasi dan Minat Baca. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H