Salah satu aspek penting dalam pembelajaran ini adalah diferensiasi, yang mempertimbangkan keberagaman karakteristik siswa. Diferensiasi konten dilakukan dengan memberikan siswa pilihan untuk mengakses materi Proyek IPAS dalam berbagai bentuk, seperti video, audio, atau narasi, sesuai dengan gaya belajar masing-masing. Selain itu, diferensiasi proses juga terjadi dalam proyek film pendek ini, di mana setiap siswa memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam setiap tahap produksi, sesuai dengan kesepakatan dalam kelompok mereka. Hal ini memberikan ruang bagi siswa untuk berkembang dan menunjukkan keunikan serta keahlian individu mereka.
Acara gelar karya Short Movie Vaganza ini tidak hanya sekadar menyajikan film-film pendek yang menghibur, tetapi juga menjadi momen penting untuk melihat interaksi dan kolaborasi yang terjadi antara siswa-siswi DKV 1 dan 2. Selama proses pra produksi, produksi, dan pasca produksi, siswa-siswi ini berhasil membentuk tim yang solid dan menghadapi setiap tantangan dengan semangat kerjasama. Guru-guru hanya berperan sebagai fasilitator, memberikan kepercayaan dan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan ide-ide mereka, membagi tugas-tugas, serta melaksanakan setiap proses pembuatan film secara kolaboratif. Hal ini memberikan ruang bagi siswa untuk memiliki suara, pilihan, dan rasa memiliki terhadap setiap langkah yang mereka ambil, sehingga mendorong munculnya kepemimpinan dari diri mereka sendiri.
Reaksi siswa dan siswi terhadap kegiatan gelar karya Short Movie Vaganza ini luar biasa. Mereka menikmati setiap film yang ditayangkan dengan penuh antusiasme. Meskipun dihadapkan pada berbagai kendala, seperti konflik antar rekan tim dan keterbatasan sumber daya, siswa-siswi tidak menyerah dan tetap bersemangat dalam menghasilkan karya yang optimal. Mereka belajar bagaimana mengelola konflik, menyelesaikan masalah, dan tumbuh menjadi individu yang lebih matang melalui pengalaman berharga ini.
Respons positif juga datang dari para guru, yang melihat Proyek Short Movie Vaganza ini sebagai sebuah terobosan yang positif dalam pembelajaran kontekstual. Mereka mengapresiasi cara proyek ini memadukan konten IPAS dengan kompetensi DKV, khususnya dalam hal perfilman. Guru-guru melihat bahwa proyek ini memberikan siswa kesempatan untuk mengasah keterampilan mereka dalam bidang desain komunikasi visual sekaligus mengembangkan kreativitas dan bakat mereka dalam pembuatan film.
Jika kita ulas balik, film "Hi It's Me Natara" berhasil meraih penghargaan sebagai film terfavorit. Film ini menarik perhatian dengan pesan yang kuat dan pengambilan gambar yang mulus. Meskipun hanya melibatkan 4 anggota tim, film ini mampu menyentuh hati penonton dengan cerita yang diangkat. Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa kualitas dan daya tarik sebuah film tidak hanya ditentukan oleh jumlah anggota tim, tetapi juga oleh kreativitas dan dedikasi mereka.Â
Sebagai momen penutup acara, dilakukan sesi foto bersama untuk mengabadikan kenangan yang tak terlupakan. Setiap peserta merasa bangga dan senang atas keberhasilan yang telah mereka capai. Gelar karya Short Movie Vaganza telah memberikan pengalaman berharga bagi siswa-siswi DKV dalam mengekspresikan diri dan mengembangkan potensi mereka di bidang perfilman.
Acara ini tidak hanya sekadar penilaian dan penghargaan, tetapi juga merupakan proses pembelajaran yang berharga bagi semua yang terlibat. Proyek film pendek ini telah menginspirasi siswa-siswi untuk terus berkreasi, mengatasi tantangan, dan menunjukkan potensi terbaik mereka. Diharapkan bahwa kegiatan serupa akan terus digelar untuk melahirkan generasi muda yang kreatif dan berbakat di bidang perfilman.Â