Aliran Sunni merupakan salah satu aliran utama dalam Islam yang menganut ajaran Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Nama "Sunni" berasal dari kata "sunnah" yang berarti tradisi atau kebiasaan. Dalam konteks Islam, sunnah merujuk pada segala sesuatu yang berasal dari Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan (hadis), perbuatan (fi'il), maupun ketetapan (taqrir).
Karakteristik Utama Aliran Sunni:
 * Mengikuti Sunnah Nabi: Penganut Sunni sangat menjunjung tinggi sunnah Nabi Muhammad SAW sebagai sumber hukum setelah Al-Quran. Mereka berusaha untuk meneladani segala aspek kehidupan Nabi, mulai dari ibadah hingga akhlak.
 * Konsensus Umat: Aliran Sunni sangat mementingkan ijma' atau konsensus ulama. Keputusan-keputusan penting dalam agama seringkali diambil berdasarkan kesepakatan para ulama.
 * Empat Mazhab: Dalam hal fiqh (hukum Islam), aliran Sunni memiliki empat mazhab utama, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali. Setiap mazhab memiliki perbedaan dalam memahami dan menerapkan hukum Islam, namun semuanya berpegang pada Al-Quran dan sunnah.
 * Kedudukan Sahabat: Aliran Sunni sangat menghormati para sahabat Nabi dan menganggap mereka sebagai teladan dalam beriman dan beramal.
 * Konsep Khalifah: Sunni percaya bahwa kepemimpinan umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW dapat dipilih melalui musyawarah dan tidak harus berasal dari keturunan Nabi.
Aliran Syiah merupakan salah satu cabang utama dalam Islam yang memiliki sejarah dan pandangan teologis yang berbeda dengan aliran Sunni. Nama "Syiah" berasal dari kata "Shi'atu Ali" yang berarti "pengikut Ali".
Asal-Usul dan Keyakinan Dasar
 * Kepemimpinan Setelah Nabi: Perbedaan mendasar antara Sunni dan Syiah terletak pada pandangan mengenai kepemimpinan umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Syiah percaya bahwa Ali bin Abi Thalib adalah khalifah yang sah dan Imam pertama yang ditunjuk langsung oleh Nabi.
 * Ahlul Bait: Syiah sangat menghormati Ahlul Bait (keluarga Nabi), terutama Ali bin Abi Thalib, Fatimah az-Zahra, dan keturunan mereka. Mereka percaya bahwa imamah (kepemimpinan) hanya sah jika dipegang oleh keturunan langsung Nabi melalui Fatimah.
 * Twelver Syiah: Mayoritas penganut Syiah adalah Twelver Syiah yang percaya bahwa ada 12 Imam yang ditunjuk oleh Allah untuk memimpin umat. Imam terakhir, Muhammad al-Mahdi, diyakini masih hidup dalam keadaan ghaib dan akan muncul kembali di akhir zaman.
 * Interpretasi Hadis: Syiah memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasi hadis Nabi. Mereka memiliki kitab-kitab hadis yang khusus dan seringkali berbeda dengan kitab hadis yang digunakan oleh Sunni.
Cabang-Cabang Syiah
Aliran Syiah memiliki beberapa cabang, di antaranya:
 * Twelver Syiah: Cabang terbesar yang percaya pada 12 Imam.
 * Sevener Syiah: Cabang yang percaya pada 7 Imam.
 * Zaidiyyah: Cabang yang lebih moderat dan tidak memiliki pandangan yang ekstrem.
Perbedaan dengan Sunni
 * Kepemimpinan: Perbedaan paling mendasar adalah dalam hal pandangan mengenai kepemimpinan setelah Nabi.
 * Interpretasi Hadis: Cara menginterpretasi hadis yang berbeda.
 * Akidah: Ada beberapa perbedaan dalam akidah, seperti konsep imamah dan kedudukan Ahlul Bait.
 * Ritual: Beberapa ritual keagamaan juga memiliki perbedaan, seperti tata cara sholat dan ziarah kubur.
Peran dalam Sejarah Islam
Syiah telah memainkan peran penting dalam sejarah Islam, terutama di wilayah Persia (Iran) dan Irak. Mereka telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam bidang ilmu pengetahuan, filsafat, dan kesenian.
Tantangan yang Dihadapi
Aliran Syiah seringkali menghadapi berbagai tantangan, seperti:
 * Stigmatisasi: Syiah seringkali distigmatisasi sebagai kelompok yang menyimpang dari ajaran Islam.
 * Konflik Sektarian: Konflik antara Sunni dan Syiah telah menyebabkan banyak pertumpahan darah dan penderitaan.
 * Diskriminasi: Penganut Syiah di beberapa negara mengalami diskriminasi dan pengucilan.
Penting untuk diingat bahwa:
 * Toleransi: Penting untuk menghargai perbedaan dan membangun toleransi antar umat beragama.
 * Dialog: Dialog antaragama dapat membantu membangun pemahaman yang lebih baik dan mengurangi konflik.
Perbedaan Sunni dan Syiah
Perbedaan utama antara Sunni dan Syiah terletak pada pandangan mengenai kepemimpinan umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Sunni tidak membatasi kepemimpinan hanya pada keluarga Nabi, sedangkan Syiah berpendapat bahwa kepemimpinan hanya sah jika dipegang oleh keturunan Nabi dari Fatimah az-Zahra.
Mengapa Aliran Sunni Menjadi Mayoritas?
Aliran Sunni menjadi mayoritas umat Islam di dunia karena beberapa faktor:
 * Penyebaran Islam: Para sahabat Nabi yang menjadi khalifah berhasil memperluas wilayah kekuasaan Islam dan menyebarkan ajaran Islam.
 * Fleksibilitas: Empat mazhab dalam Sunni memberikan fleksibilitas dalam memahami dan menerapkan hukum Islam sesuai dengan kondisi zaman dan tempat.
Konflik antara Sunni dan Syiah merupakan salah satu isu paling kompleks dan sensitif dalam dunia Islam. Perbedaan pandangan teologis, sejarah politik, dan kepentingan geopolitik telah memicu perpecahan yang berkepanjangan dan berdampak luas.Â
Faktor-faktor yang Memperparah Konflik
 * Perbedaan Akidah: Sunni dan Syiah memiliki perbedaan dalam hal akidah, terutama terkait dengan konsep imamah dan kedudukan Ahlul Bait.
 * Politik: Konflik Sunni-Syiah seringkali dimanfaatkan oleh kekuatan politik untuk mencapai tujuan tertentu, baik di tingkat regional maupun internasional.
Dampak Konflik Sunni-Syiah
Konflik Sunni-Syiah telah menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain:
 * Kekerasan: Konflik ini telah menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan fisik.
 * Perpecahan Umat: Konflik ini telah memecah belah umat Islam dan menghambat persatuan.
 * Ekstremisme: Konflik ini telah memunculkan kelompok-kelompok ekstremis yang memanfaatkan perbedaan untuk tujuan kekerasan.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI