Tidak melakukan pemborosan kata-kata. Oleh sebab itu ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh penulis, yaitu:
- Menghindari kata-kata yang tidak menambah kejelasan makna kata,
- Menghindari penggunaan beberapa kata yang bermakna sama.
- Menghindari penggunaan istilah baru karena dapat menimbulkan kebingungan bagi pembaca atau pendengar
Dalam proses perkembangan Bahasa, kata dapat mengalami perubahan karena terjadinya perbedaan tempat pemakaian, perbedaan waktu pemakaian, dan kehendak untuk memberi makna baru. Hal tersebut akanmemengaruhi pilihan kata baik dalam penulisan maupun penuturan. Di antara perubahan makna yang penting adalah
sebagai berikut:
- Meluas, yaitu jika cakupan makna sekarang lebih luas dari makna yang lama. Misalnya, kata putraputri yang dahulu hanya dipakai untuk anak-anak raja, sekarang dipakai untuk menyebut semua anak laki-laki dan perempuan.
- Menyempit, yaitu jika cakupan makna dahulu lebih luas dari makna yang sekarang. Misalnya, kata sarjana dahulu dipakai untuk semua cendekiawan, sekarang hanya khusus untuk gelar akademik.
- Amelioratif, yaitu perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilainya dari makna lama. Misalnya, kata istri dan nyonya dirasakan lebih baik daripada kata bini.
- Peyoratif, yaitu perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah nilainya dari makna lama (kebalikan dari amelioratif). Misalnya, kata oknum dan gerombolan yang dianggap baik pada zaman lampau sekarang maknanya menjadi tidak baik.
- Sinestesia, yaitu perubahan makna yang terjadi karena pertukaran tanggapan dua indera yang berlainan. Misalnya, kata kata-katanya manis. Manis sebenarnya tanggapan indera perasa, tetapi dipakai untuk indera pendengar.
- Asosiasi, yaitu perubahan makna yang terjadi karena persamaan sifat. Misalnya, kata amplop yang berarti kertas pembungkus surat, juga sering digunakan sebagai pembungkus uang, berdasarkan persamaan tersebut dipakai untuk pengertian memberi sogokan. Contoh, Beri dia amplop agar urusan cepat beres.
(*)(Nurjaman, Firman, and Mirnawati 2016)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!