**Teori Belajar Sosial Albert Bandura** Â
Teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura merupakan salah satu teori psikologi yang berpengaruh besar dalam memahami bagaimana manusia belajar dari lingkungan sosial. Bandura menekankan bahwa pembelajaran tidak hanya terjadi melalui pengalaman langsung, seperti yang diklaim oleh teori behaviorisme tradisional, tetapi juga melalui pengamatan terhadap perilaku orang lain. Teori ini dikenal karena menggabungkan aspek-aspek kognitif, sosial, dan lingkungan dalam menjelaskan proses belajar. Artikel ini akan mengulas teori belajar sosial, eksperimen utama yang mendukungnya, serta aplikasi dan relevansinya dalam kehidupan sehari-hari. Â
### **Latar Belakang Teori Belajar Sosial** Â
Albert Bandura, seorang psikolog Kanada-Amerika, mengembangkan teori belajar sosial pada tahun 1960-an sebagai respons terhadap keterbatasan teori pembelajaran tradisional seperti teori Pavlov dan Skinner. Behaviorisme, yang dominan saat itu, menekankan bahwa pembelajaran hanya terjadi melalui proses asosiasi (classical conditioning) atau penguatan (operant conditioning). Namun, Bandura berpendapat bahwa manusia memiliki kemampuan untuk belajar melalui pengamatan dan interaksi sosial, tanpa harus mengalami konsekuensi langsung dari perilaku tertentu. Â
Dalam teorinya, Bandura menegaskan bahwa proses belajar melibatkan komponen kognitif, termasuk perhatian, memori, dan pemrosesan informasi. Hal ini menunjukkan bahwa manusia adalah pembelajar aktif yang memproses informasi dari lingkungan sosial mereka. Â
### **Komponen Utama Teori Belajar Sosial** Â
Bandura mengidentifikasi empat komponen utama dalam proses pembelajaran sosial: Â
1. **Perhatian (Attention)** Â
  Agar seseorang dapat belajar dari model, mereka harus memperhatikan perilaku model tersebut. Tingkat perhatian dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: Â
  - Karakteristik model: Model yang menarik, memiliki status tinggi, atau relevan dengan kebutuhan individu cenderung lebih menarik perhatian. Â
  - Kondisi individu: Fokus, minat, dan motivasi individu memengaruhi seberapa baik mereka dapat memperhatikan model. Â
2. **Retensi (Retention)** Â
  Setelah memperhatikan perilaku model, individu harus dapat menyimpan informasi tersebut dalam ingatan. Proses retensi melibatkan penggunaan representasi mental, seperti visualisasi atau deskripsi verbal, untuk mengingat perilaku yang diamati. Â
3. **Reproduksi (Reproduction)** Â
  Retensi saja tidak cukup; individu harus mampu mereproduksi perilaku yang telah mereka amati. Proses ini memerlukan kemampuan fisik dan keterampilan kognitif. Selain itu, latihan dan pengalaman memainkan peran penting dalam meningkatkan kemampuan reproduksi. Â
4. **Motivasi (Motivation)** Â
  Motivasi adalah faktor penting yang menentukan apakah individu akan meniru perilaku yang diamati. Ada tiga jenis penguatan yang memengaruhi motivasi: Â
  - **Penguatan langsung:** Individu menerima penghargaan atau menghindari hukuman setelah meniru perilaku tertentu. Â
  - **Penguatan tidak langsung (vicarious reinforcement):** Individu terpengaruh oleh konsekuensi yang dialami model, seperti melihat model diberi penghargaan. Â
  - **Penguatan diri (self-reinforcement):** Individu merasa puas atau bangga setelah melakukan tindakan tertentu. Â