Mohon tunggu...
Fatwatul Malikah
Fatwatul Malikah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengendalian Sampah di Lingkungan Pasar Srengat Blitar Sebagai Upaya Pengendalian Pencemaran Lingkungan

6 Juni 2021   22:39 Diperbarui: 7 Juni 2021   08:03 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diambil dilokasi, Minggu 6 Juni 2021 15.52

Pasar merupakan tempat jual beli antara penjual dan pembeli. Pasar Srengat sendiri merupakan salah satu dari beberapa pasar tradisonal yang ada di  Kabupaten Blitar. Pasar tradisonal ini menjual berbagai kebutuhan masyarakat mulai dari sayur-sayuran, buah-buahan, daging, ikan segar, pakaian, gerabah, masakan matang, pernak-pernik dll.

Secara geografis pasar Srengat berada pada jalur Kediri-Blitar. Lokasinyapun dekat dengan pusat-pusat pelayanan masyarakat seperti rumah sakit, kantor imigrasi, puskesmas, bank, kantor polisi dll. Sehingga, setiap harinya pasar Srengat selalu ramai di datangi banyak orang.

Di Pasar Srengat ini terbagi menjadi pasar dalam dan pasar luar. Di pasar luar beroprasi mulai jam 00.00-07.00 dijam tersebut diisi oleh para pedagang sayur-sayuran, buah-buahan, ikan segar dll. Diatas jam 07.00 di pasar luar para pedagang diisi oleh para pedagang gerabah, warung makan, penjual pakaian, sandal dll. Sementara, di pasar dalam masih ada penjual sayuran dan buah-buahan yang beroprasi mulai jam 07.00.

Adanya aktivitas yang cukup banyak dari para penjual dan pembeli memicu timbulnya sampah di pasar tradisioanal ini. Sampah yang dihasilkan dari pasar ini bermacam macam mulai dari dedaunan, limbah bulu ayam, plastic-plastik dll. Sampah berdasarkan sifatnya dibagi menjadi:

  • Sampah organik : Sampah organik merupakan sampah yang membususk dari sisa hasil makanan, sayuran, daun kering dan lainnya.
  • Sampah Anorganik : Sampah anorganik merupakan sampah yang tidak mudah membusuk antara lain plastic wadah, botol, gelas miun, kayu, pembungkus makanan dll.
  • Sampah beracun(B3): Sampah B3 merupakan sampah dari limbah rumah sakit, limbah pabrik dan lainnya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.18 Yahun 2008 tentang pengolahan sampah, yang termasuk sampah B3 ialah sampah yang mengandung bahan berbahaya.

Munculnya sampah di pasar pada setiap harinya yang cukup banyak, pastinya berdampak pada kebersihan dan kelestarain lingkungan di lingkungan pasar Srengat ini. Menurut beberapa pedagang jika sampah tidak segera diangkut maka akan menimbulksn bau yang tidak sedab, khusunya limbah pemotongan ayam. Dampaknya terkadang pembeli kurang merasa nyaman jika di tempat mereka beli baunya tidak sedap.

Foto diambil dilokasi, Minggu 6 Juni 2021 16.30
Foto diambil dilokasi, Minggu 6 Juni 2021 16.30

Foto diambil dilokasi, Minggu 6 Juni 2021 15.00
Foto diambil dilokasi, Minggu 6 Juni 2021 15.00

Pengangkutan sampah yang ada di Pasar Srengat  ini dalam sehari diangkut 2x yaitu pada pagi hari dan sore hari. Namun, upaya ini belum dapat dikatakan sebagai upaya pengolahan sampah karna penganguktan sampah hanya dimaksutkan untuk memindahkan sampah dari pasar ketempat lain dan kemudian dibakar tanpa adanya pengeolahan lebih lanjut. Tempat pembuangan akhir sampah ini lokasinya lumayan jauh dari pasar yaitu di Desa Kendalrejo.

Foto diambil dilokasi, Minggu 6 Juni 2021 15.32
Foto diambil dilokasi, Minggu 6 Juni 2021 15.32

Secara garis besar upaya pengelolaan sampah di pasar Srengat ini masih memiliki bebrapa kendala diantaranya:

  • Minimnya kesadaran masyarakat akan kebersihan khususnya masalah sampah. Kurangnya kesadaran dari Sumber Daya Manusia(SDM) ini berdampak dalam upaya penangulangan sampah di Pasar Srengat ini. Kurangnya kesadaran dari penjual maupun pembeli tersebut dapat dilihat dari masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah sembarangan, belum adanya kesadaran untuk memilah sampah organic dan onrganik, banyak pembeli yang tidak membawa tas belanja sendiri dari rumah, kurangnya pengerak dari jajaran pengurus pasar dll.
  • Adanya keterbatasan lahan, anggaran, dan teknologi dalam mengolah sampah organic dan anorganik
  • Kurangnya fasilitas Tempat Penampungan Akhir(TPA) yang dilengkapi dengan fasilitas pemilahan sampah di Pasar Srengat

Penelolaan sampah ini diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan pengangkatan sampah. Kegiatan ini dimaksut agar para penjual dan pembeli merasa nyaman dalam melakukan kegiatan jual beli untuk mengembangkan perekonomian di wilayah Srengat.

Sebagai upaya menjaga kebersihan dan kelastarian lingkungan khususnya masalah sampah di pasar Srengat ini pastinya memerlukan beberapa upaya. Upaya -- upaya ini dimaksutkan agar tercipta lingkungan bersih di lingkungan Pasar Srengat, terciptanya lingkungan yang nyaman untuk kegiatan jual beli di Pasar Srengat dan terciptaya suasana kondusif di lingkungan Pasar Srengat.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan tersebut diantaranya:

  • Meningkatkan kesadaran diri masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya
  • Meningktkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan kantong blatik dengan belanja membawa tas sendiri dari rumah
  • Melakukan kegiatan pendaur ulangan sampah
  • Memanfaatkan dan mengolah sampah organic sebagai pupuk kompos
  • Memanfaatkan pupuk kompos untuk mensuburkan tanaman di lingkungan Pasar Srengat
  • Berusaha mengolah sampah plastic agar bisa dikembalikian ke lingkungan dengan aman
  • Masih minimnya tempat sampah
  • Memanfaatkan anyaman bambu sebagai tempat sampah
  • Menamamkan kesadaran diri masyarkat untuk memilah sampah secara mandiri
  • Bekerja sama dengan pemerintahah untuk mendapatkan anggraan agar bejalan dengan baik

Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan di pasar Srengat. Jika dilihat di lapangan beberapa dari upaya diatas sudah berjalan namun belum maksimal. Sehingga perlu adanya kerja sama antara masyarakat, pengurus pasar dan pemerintah agar menciptakan pasar tradisonal yang nyaman pagi para penjual dan pembeli. Sehingga berdampak positifuntuk lingkungan dan pereknomian wilayah Srengat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun