Mohon tunggu...
Fatur Rahman
Fatur Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perkenalkan saya Fatur, saya adalah warga sipil yang punya ketertarikan akan dunia jurnalistik dan juga fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Roman

TENGGAT "Bagian 1 Titik Temu"

4 April 2024   22:06 Diperbarui: 4 April 2024   22:06 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" oke tenks ya"

Diperjalanan aku mulai memfokuskan lagi diriku pada pekerjaan bukan pada sena, Aku bertanya pada temanku tentang beberapa hal mengenai seorang polisi yang nantinya kami jadikan narasumber.

Dengan panjang lebar, temanku mulai menceritakan latar belakang narasumber kami ini. Ia mengatakan bahwa orang yang akan menjadi narasumber kami ini bernama "Hasnan" ia adalah seorang polisi yang cukup berani dan juga sangat bertanggung jawab akan tugasnya sebagai polisi. Beberapa hari lalu tim kepolisian dari salah satu polsek di daerah semarang tengah menciduk suatu kawasan yang sering dijadikan tempat portitusi. Hal hasil hasnan dan beberapa orang yang juga ditugaskan untuk menciduk kawasan tersebut, dan segera mengamankan pasangan muda mudi yang hendak ingin memuaskan syahwatnya. Namun di tengah-tengah pencidukan tersebut salah satu oknum polisi yang tidak bertanggung jawab mencoba untuk memperkosa salah satu perempuan di tempat tersebut. Saat oknum polisi itu mulai melancarkan aksinya Hasnan yang sebelumnya mendengar teriakan di dalam salah satu kamar ia sontak langsung mendobrak pintu kamar tersebut iapun langsung bertindak sebagaimana seorang lelaki sejati yang senantiasa untuk berusaha melindingi wanita. Hasnan langsung menarik seragam rekannya tersebut dan beberapa kali ia memberikan pukulan untuk rekannya itu, namun tak lama kemudian ia tersadar  bahwa perlakuannya itu berlebihan. Pada akhirnya si oknum polisi tersebut dilaporkan oleh hasnan pada atasannya sehingga dia terkena sanksi atas perbuatannya tersebut.

Tak sadar aku dan temanku sudah dalam kereta ini sekitar enam setengah jam, memang ini cukup lama, tapi mau bagaimana lagi atasan  kami tidak memberikan dana yang cukup untuk naik pesawat. hal hasil aku dan temanku harus terus berdiam di kereta ini cukup lama.

Kereta kamipun akhirnya sampai pada jam 03:43, kami berhenti di stasiun semarangtawang. kami berdua  langsung turun dari kereta sambil bergegas mengambil barang-barang. namun ditengah-tengah persiapan kami untuk turun, di dalam lubuk hati berkata apakah aku bisa bertemu lagi dengan sena?, namun dengan sigapnya akalku menyangkal, tidak mungkin untukku bertemu lagi dengannya. Akhirnya aku menghiraukan lagi fikiranku yang terus-terusan dipenuhi oleh nama sena.

Saat keluar dari kereta aku melihat setiap sudut-sudut stasiun semarangtawang ini dengan jelas, aku seperti dibawa masuk ke sebuah tempat yang bersejarah. Aku pernah membaca sebuah artikel yang menjelaskan tentang sejarah stasiun semarang tawang ini, stasiun ini dirancang oleh seorang arsitek asal belanda bernama Sloth Blauwboer dan diresmikan pada tanggal 1 Juni 1914. Lokasi stasiun semarang tawang ini memang cukup strategis, terletak di sebelah utara kawasan kota lama semarang yang dahulunya merupakan sebuah pusat perdagangan.

Bangunan yang sangat identik dengan unsur belanda ini menggunakan kontruksi beton bertulang, bentuk bangunan yang memanjang sekitar 168/175 meter, terdiri dari bagian utama di tengah sebagai vocal point. Bangunan utamanya memiliki kubah besar berbentuk persegi dan atapnya ditutup dengan lapisan tembaga. Dalam bagian utama stasiun semarangtawang merupakan haal dengan langit-langit tinggi yang di sangga oleh empat kolom utama. Interior hall dihiasi relief perunggu karya seorang pemahat bernama Willem Brouwer.

Setelah puas melihat-lihat setiap sudut stasiun, aku dan temanku memutuskan untuk melaksanakan ibadah dan setelah itu kami membeli makanan karena kami berdua mulai merasa lapar, sepertinya cacing dalam perut ini sedang berdemo hingga membuat gemuruh diperut kami berdua, memaksa kami untuk memakan sesuatu sembagai pengganjal rasa lapar. Kami berdua menacari tempat yang cocok untuk makan sekaligus beristirahat, dan kamipun mendapatkan tempat makan yang menjual soto semarang yang letaknya tak terlalu jauh dari tempat stasiun kereta.

Setelah kami berdua selesai makan, aku menanyakan pada temanku kapan kami berangkat ke tempat kantor polisi yang menjadi markas narasumber kami ini.

"San kita mau otw jamberapa kelokasi?."

"Nantilah jam sembilanan faad, kita istirahat dulu aja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun