Mohon tunggu...
fatrisia
fatrisia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Menulis fiksi ringan sebagai hobi selingan. Ig @inifatrisia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seribu Cara Mengejarnya

22 Juni 2024   21:22 Diperbarui: 22 Juni 2024   21:23 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untungnya dia tidak menjauh. Meski aku berusaha menghilangkan rasa ini, nyatanya sulit sekali. Aku malah makin terpesona padanya dan segala kesederhanaannya.

Jujur sejak jatuh cinta padanya, ada banyak hal yang berubah dariku. Aku tipe orang yang selalu datang terlambat sejak zaman sekolah, tapi demi melihat dan kadang menyapa dirinya aku berusaha datang lima belas menit sebelum kelas dimulai.

Aku rela mengontrak mata kuliah yang diampu oleh dosen killer hanya agar bisa sekelas dengannya. Selalu berharap bisa satu kelompok saat ada tugas berkelompok.

Di jurusanku selain pengajaran dan sastra, kami juga belajar linguistik. Demi apa pun itu susahnya bukan main. Kulihat Ranis kadang mengeluh karena dia kesulitan memahami. Mulai dari Introduction to Linguistic, Phonetic & Phonology, Morphology, Semantic & Pragmagtic, Psycholinguistic, Sociolinguistic, bahkan Syntax, semuanya kupelajari lebih dalam dan serius hanya agar bisa mengajarkan lagi pada Ranis.

"Nis, kita sekelompok, yuk," ajakku saat dosen  meminta kami membentuk kelompok. Namun, Ranis malah menolak. Alasannya dia sudah punya kelompok.

Sungguh aku sangat merasakan perubahan sikapnya. Dia mulai menjauh, tidak mau lagi berdekatan denganku. Dia bahkan tak lagi menyapa dan membalas senyumku. Menghindar sejauh-jauhnya.

Kudengar dia sedang dekat dengan teman beda jurusan. Mereka bertemu di UKM (Unit kegiatan mahasiswa) Beladiri sejak semester tiga. Sungguh aku patah hati. Aku berusaha tegar, tapi melihatnya yang segera memutar jalan lain saat tak sengaja berpapasan denganku sungguh sakitnya bukan main.

Menjelang semester tujuh, UKM Beladiri membuka rekrutmen. Sayangnya kriterianya maksimal semester lima. Aku kebingungan harus bagaimana lagi agar bisa dekat dengan Ranis. Apalagi kami akan berjauhan karena akan KKN (Kuliah kerja nyata) dan PLP 2 (Pengenalan Lapangan Persekolahan).

Saat mengurus berkas di jurusan, kami bertemu lagi. Aku pun segera menghampirinya sebelum dia menghilang. Setidaknya dia tak perlu menjauhiku. Kalau memang tidak nyaman, biar aku saja yang menjauh meski masih menyimpan rasa untuknya.

"Nis, maaf kalau perasaanku bikin kamu nggak nyaman. Please berhenti lari tiap ketemu aku."

Ranis menunduk entah sedang memikirkan apa. "Maaf udah bikin kamu nggak nyaman juga, aku kira kamu nggak bakal 'ngeh' soalnya temenmu banyak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun