Djian sontak merasa bersalah. Sahabat macam apa dia yang selalu julid pada Hani tanpa mendengar penjelasannya? Lagi pula semalam dia sempat menonton podcast dari komika favoritnya. Di situ ada kalimat bahwa mimpi itu harus dikejar karena penyesalan akan selalu membekas bahkan sampai kita mati. Dia harusnya memahami posisi Hani. Bukan Hani yang egois, dia hanya manusia biasa yang punya mimpi.
Akhirnya Djian ikut menangis dan mereka berlima berpelukan. Membiarkan tatapan aneh dan penasaran dari orang yang berlalu-lalang di sana.
Kebersamaan mereka ditutup dengan karaoke di tempat rekomendasi Difa. Mereka mengekspresikan diri masing-masing. Septi dan Fara yang memegang mic sementara yang lainnya sebagai penari latar. Tidak jelas gerakannya yang memicu tawa dan kegilaan. Tidak jelas pula mereka sedang sedih atau bahagia karena tawa dan tangis sudah menyatu.
Hingga tibalah Minggu. Mereka berempat mengantar Djian sampai di Bandara Djalaluddin Gorontalo. Di situ juga terakhir kalinya mereka berpelukan dengan tangis sedih dan haru.
Mereka telah mengubah janji persahabatan bahwa hubungan mereka tidak akan putus tersebab jarak. Lagi pula mereka bisa berkumpul lagi di masa liburan. Pada akhirnya mereka yang selalu satu arah kini punya arah masing-masing.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI