"Aku setelah mereka bertiga pergi," timpal Fara.
"Pengumuman lolos kerja hari Kamis ini, kalau diterima hari Minggu aku udah berangkat."
Ucapan Djian membuat semua menahan napas sejenak. Secepat itukah? Namun, Difa lekas mengambil alih suasana. Katanya dia telah merencanakan tempat-tempat yang harus mereka kunjungi sebelum berpisah.
Setelah pertemuan di kafe itu, mereka sepakat untuk lanjut pergi ke Danau Perintis. Ketenangan danau membawa memori saat-saat masih kuliah dulu. Ada Septi yang begitu semangat untuk naik perahu bebek yang disewakan serta Djian yang akan ditariknya agar segera naik.
Piknik di sana sepertinya keputusan yang tepat. Hari berganti dan kini mereka di Yumme Korean Food. Tempat rekomendasi Fara yang begitu menyukai K-Pop. Difa yang punya lidah 'udik' seperti kata Fara, pada akhirnya terselamatkan dengan adanya menu omurice.
Di sanalah mereka menghabiskan waktu mengobrol tentang banyak hal. Mulai dari tetangga indekos Septi yang kemarin kemalingan payung sampai mamanya Hani yang suka mengunggah foto Hani di Facebook-nya. Kata mereka, Hani adalah idaman ibu-ibu Facebook.
Mereka juga mendatangi Lapangan Taruna Remaja. Ada banyak penjual dan wisata mainan untuk anak-anak. Mereka ke sana menyewa motor listrik lalu mengelilingi lapangan tersebut. Difa yang tidak bisa naik motor harus puas dengan menjadi penumpang Djian.
Di lain kesempatan mereka ke Stadion Olahraga Gelanggang yang setiap pagi pasti banyak orang berolahraga. Biasanya jogging dan di weekend selalu ada senam pagi sepaket dengan instrukturnya. Septi yang langganan bangun siang harus memasang alarm berturut-turut agar tepat waktu. Sayangnya Hani tidak bisa datang. Dia bahkan terlambat konfirmasi di grup padahal yang lain sudah menunggu di lokasi sejak tadi.
Sontak Djian marah. Pasalnya semalam dia sudah mendapat email resmi bahwa dia diterima. Otomatis dia harus berangkat hari Minggu. Sisa dua hari ini setidaknya Hani menghargai momen mereka.
Hal itu membuat mereka melewati Jumat tanpa momen. Hani sungguh merasa bersalah. Dia berusaha minta maaf hingga akhirnya Djian mau berkumpul lagi di hari Sabtu tepat di Jembatan Bypass. Sayangnya Djian tidak mau melihat wajahnya. Dia bahkan terang-terangan menghindari Hani. Katanya Hani selalu egois.
"Oke aku emang egois, Dji. Egois banget malah. Maaf aku selalu jadi masalah buat kalian. Kemarin aku udah siap-siap, tapi Mamaku mendadak sakit. Aku udah panik sampe lupa konfirmasi." Hani berkata sambil berkaca-kaca. Dia bahkan sudah menangis ketika Difa memeluk bahunya.