Mohon tunggu...
fatrisia
fatrisia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Cerita fiksi. Ig @inifatrisia

Selanjutnya

Tutup

Kkn Pilihan

Sosok Penghuni Bambu

9 Mei 2024   22:30 Diperbarui: 9 Mei 2024   22:51 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menganguk paham lalu segera menyusul teman-teman lain di ruang depan. Baru saja keluar dari pintu kamar, aku agak kaget saat Reira tiba-tiba saja lewat dengan muka tegang dan buru-buru ke dapur. Cukup aneh, hingga aku pun segera mengikutinya. Berniat menunggu di pintu dapur dan mengagetkannya nanti. 

"Ngapain, Ndah?" Dani rupanya agak kaget melihatku. Dia juga baru saja keluar dari kamarnya. 

"Itu, ngikutin Reira. Dia ke dapur nggak tau mau ngapain, aku nunggu di sini aja," kataku dengan nada berbisik pelan. Takut didengar Reira. 

Dari depan terdengar suara Kevin memanggil Dani sebab Dani yang hari ini bertugas sebagai muadzin dan imam sholat magrib. Dani pun lekas ke sana dan tak lama kemudian dia datang lagi dengan wajah yang tak karuan. 

"Ndah, ke sini bentar." 

Aku mendekat. 

"Jangan bilang siapa-siapa ya, Ndah, anggap aja rahasia kita berdua," katanya semakin membuatku penasaran maksudnya apa. 

Setelah aku mengangguk, dia baru yakin membuka suara. "Yang di dapur itu bukan Reira. Reira ada di depan lagi ngaji." 

Seketika aku merinding. Mengekor di belakang Dani, aku berulang kali mengucap istighfar setelah melihat Reira yang ternyata sedang duduk manis membaca Al-Quran. Para teman laki-laki menertawakan wajahku dan Dani yang seperti shock dan menurut mereka lucu. Mereka hanya tidak tahu kejadian sebenarnya. 

Padahal aku sedang ketakutan dan kurasa Dani pun begitu. Hanya saja dia lebih cepat mencairkan suasana. Dia pun segera menutup pintu rumah, katanya waktu magrib adalah waktunya para setan berkeliaran. Dia sempat menatapku dan kurasa itu sebagai kode bahwa yang kulihat barusan itu bukan penghuni rumah ini, hanya para setan yang berkeliaran di waktu magrib. 

Aku hampir saja menceritakan ini pada teman-teman cewek, tapi aku yakin Dani benar. Lebih baik hanya kami berdua yang tahu sebab para cewek lebih mudah parno. Gia saja sampai sekarang masih terus takut dengan pohon bambu di depan sana, dan mungkin kalau kuceritakan, dia tidak akan mau lagi menginjakkan kaki di dapur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun