Tidak hanya mencoba peruntungan menjadi jawara kerupuk kulit dan roti di kota orang lain, di Kampung halaman mereka, para pebisnis muda ini mencoba membangun pondasi bisnis
"Saat pandemi covid begini  berdagang di kampung juga lumayan. Banyak pemuda yang mencoba usaha dagang di sini," tambahnya.
Apa yang dikatakan Budi benar memang. Penulis menyaksikan sendiri di kampung tempat penulis berdomisili, tepatnya di Kampung Pasantren RT 03 RW07 Desa Pagerageung, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya.
Hanya berjarak empat rumah dari tempat tinggal penulis, tersebutlah ibu produktif usia setengah abad, Apong namanya. Bersama suami tercintanya, Endang, dia mengaku sudah berulang kali mencoba menarik magnet rezeki dengan berdagang.
"Sekarang ibu mah sedang mencoba usaha kerupuk kulit," ungkapnya saat ditemui penulis disela sibuk menggoreng kerupuk kulit dengan wajan ukuran Jumbo, di rumahnya, Rabu (30/6/2021).
Ibu dua cucu ini bercerita, usaha kerupuk kulitnya ini berjalan sudah hampir empat tahun. Sejak dua tahun terakhir, Bu Apong menyebutkan, usahanya ini sudah membuahkan hasil.
"Sudah dua setengah tahun ini lumayan. Alhadmulillah. Bisa menopang kehidupan sehari-hari," imbuhnya.
Puncaknya adalah setahun terakhir ini, atau lebih pas disebut dimasa pandemi COVID-19 ini, usaha kerupuk kulitnya malah memperlihatkan hasil lumayan. Omsetnya bertambah drastis.
"Lumayan lah. Alhamdulillah," celotehnya sambil tertawa lebar.
Bu Apong mengungkapkan, pada awal usaha, dia mengeluarkan modal Rp dua juta rupiah saja. Modal yang sangat minim jika dihitung dengan berbagai keperluan bahan, peralatan dan perlengkapan.