Mohon tunggu...
Fatmiko SesarikaRahayu
Fatmiko SesarikaRahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Tidak ada

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tantangan Pembelajaran yang Dihadapi Selama Pandemi

18 November 2021   23:10 Diperbarui: 18 November 2021   23:29 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sudah setahun lebih pandemi berlangsung di Indonesia, hal ini mengharuskan masyarakat agar terbiasa untuk beradaptasi dengan hal-hal yang baru seperti dalam bekerja, bersekolah ataupun kegiatan yang lainnya. Jika dilihat sejak Maret 2020 dapatdikatakan kondisi pandemi saat ini telah membaik, adanya peraturan pemerintah mengenai pembatasan mobilitas penduduk ternyata mampu mengurangi penyebaran Covid-19.

Namun, pada bulan Agustus pemerintah telah memutuskan untuk melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sementar bagi daerah atau wilayah yang sudah masuk PPKM level 1-3. Untuk wilayah yang belum masuk pada level tersebut tetap melakukan pembelajaran secara online atau daring. 

Hal ini berdasarkan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Kementerian Agama (Kemenag) yang telah meluncurkan Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUDDikdasmen) dimasa pandemiCovid-19.1

Adapun hal-hal yang tidak boleh dilakukan pada saat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang mengacu pada buku panduan sebagai berikut:

1. Kondisi kelas dimana satuan individu dalam kelas untuk SD-SMA dan sederajat harus menjaga jarak minimal 1,5 meter dengan jumlah murid dalam kelas maksimal 18 peserta didik per kelas (maksimal 50%), untuk SDLB-SMALB harus menjaga jarak minimal 1,5 meter dan jumlah peserta didik dalam kelas adalah 5 peserta didik per kelas (62-100%), untuk PAUD juga harus menjaga jarak minimal 1,5 meter dengan jumlah peserta didikdalam kelas adalah lima peserta didik dalam kelas.

2Waktu pembelajaran atau jumlah hari dalam pembelajaran yang berlaku selama PTM adalah dengan pembagian rombongan belajar atau shift. Adapun shift ditentukan berdasarkan satuan pendidik yang bersangkuta dengan tetap mengutamakan kehatan masyarakat setempat.

3. Tetap melaksanakan protocol kesehatan yang telah ditentukan oleh pemerintah dengan menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir, menjaga jarak minimal 1,5 meter, dan tidak melakukan kontak fisik, serta menerapkan etika ketika batuk atau bersin.

4. Kondisi guru, staf sekolah dan peserta didik harus dalam keadaan sehat dan tidak memiliki gejala Covid-19. Jika mengidap penyakit penyerta (komorbid) harus dalam keadaan terkontrol.

5. Kantin yang ada di sekolah tidak boleh dibuka, adapun warga yang ada di sekolah disarankan untuk membawa minum dan bekal sendiri. Kantin boleh beroperasi ketika telah memasuki tahap kondisi kebiasaan baru dengan catatan harus tetap menjaga protokol kesehatan.

6. Kegiatan olahraga dan ekstrakurikuler tidak boleh berlangsung untuk sementara. Namun, tetap disarankan untuk melakukan aktivitas fisik di rumah. Kegiatan tersebut sudah boleh berjalan apabila telah masa kebiasaan baru dengan catatan tetap mematuhi protokol kesehatan.

7. Kegiatan lain selain pembelajaran tidak boleh dilakukan di lingkungan sekolah, seperti istirahat di luar kelas, pertemuan orang tua atau wali peserta didik, dan lainnya. Kegiatan tersebut baru boleh dilakukan ketika masa pembiasaan baru telah berlaku dengan catatan tetap mematuhi protokol kesehatan.

8. Kegiatan belajar diluar lingkungan sekolah diperbolehkan dengan tetap menjaga dan mematuhi protokol kesehatan.

Selain itu layanan pembelajaran jarak jauh wajib disediakan oleh pihak sekolah sebagai opsi lain yang dapat dipilih oleh orang tua atau wali dari peserta didik untuk memutuskan

apakah anaknya akan melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) atau Pelajaran Jarak Jauh.2

Oleh karena itu sebagai orang tua wajib mengajarkan anak untuk melakukan pola hidup sehat dan tetap mematuhi protokol kesahatan. Bagi para guru dan staf yang ada di sekolah yang mana adalah orang tua para murid selama masih di lingkungan sekolah harus lebih ketat lagi dalam mengawasi para peserta didik dalam menjalankan profesi dan pola hidup sehat.

Walaupun pembelajaran tatap muka telah berlangsung, namun tak sedikit pula orang tua dari peserta didik yang masih khawatir apabila putra dan putri mereka kembali ke sekolah, lantaran mereka belum yakin apakah anak-anak mereka dapat menetapkan protokol kesehatan di sekolah. 

Menurut mereka banyak pertimbangan untuk melepas anak-anak mereka kembali ke sekolah, salah satunya adalah kesiapan dari sang buah hati mengikuti kegiatan pembelajaran dengan benar, setelah kurang lebih 1,5 tahun melakukan pembelajaran secara daring dirumah. Para orang tua juga khawatir mengenai kesiapan anak-anak dalam menerapkan hidup bersih.

Terdapat beberapa kendala bagi sekolah yang masih menjalankan kegiatan belajar mengajar secara online dikarenakan masih tingginya angka penyebaran Covid-19 di wilayahtersebut adalah beberapa guru orang tua, peserta didik atau peserta didik itu sendiri seperti masih kurangnya pemahaman mengenai teknologi atau gaptek, terdapat kendala pada jaringan, sulit untuk berinteraktif selama kegiatan pembelajaran, peserta didik yang mudah bosan atau jenuh, dan lain sebagainya. 

Maka dari itu, upaya untuk mengatasi kendala tersebut seperti semua guru harus berkompetisi dalam menjalankan teknologi dan dalam menyiapkan sistem mengajar, harus mempunya pola atau metode dalam pembelajaran daring, guru harus mempunya perlengkapan dalam pembelajaran online, keterbatasan jaringan internet antara kota atau daerah harus ditangani dengan kebijakan teknologi informasi bagi daerah yang masih kekurangan, dan bagi para orang tua harus mengawasi ketika anak-anak sedang melaksanakan kegiatan pembelajaran supaya anak-anak tersebut tidak mengambil kesempatan untuk bermain game di ponsel mereka.

Sedangkan bagi sekolah yang sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas juga memiliki beberapa kendala diantaranya seperti masih kurangnya kesadaran peserta didik dalam mematuhi protokol kesehatan, kurangnya persiapan sarana dan prasarana promkes yangdilakukan oleh sekolah, terdapat beberapa guru yang masih belum paham mengenai pentingnya menerapkan promkes, kurangnya minat peserta didik dalam membaca materi pembelajaran akibat terlalu lama melakukan pembelajaran secara online. 

Adapun upaya untuk mengatasi kendala-kendala tersebut diantaranya adalah memberikan pemahaman atau sosialisasi kepada guru maupun peserta didik tentang pentingnya mentaati protokol kesehatan, lebih ditingkatkan lagi terkait sarana dan prasarana profesi yang ada di sekolah, para guru memberikan metode pembelajaran yang baru dan menyenangkan kepada peserta didik agar memancing minat membaca materi pembelajaran, dan untuk para orang tua harus bisa menerapkan pola hidup sehat ketika di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun