Di sini Chairil Anwar tak mengungkapkan apa yang tersirat dalam sajak penyair Inggris itu. //Jiwa di dunia yang hilang jiwa berbeda dengan kalimat //the heart of the heartless wordl//. Kata "heartless" sama dengan "tak berperasaan" atau "bengis". Kata "hilang jiwa" bisa berarti "mati".
Tahap Evaluasi
Tahapan terakhir dalam kritik sastra adalah tahap evaluasi. Pada tahap ini kritikus dapat melakukan pujian dan cibiran. Pengimplementasian tahapan evaluasi pada puisi “Huesca” Karya Chairil Anwar adalah terdapat penerjamahan dari puisi aslinya yang sangat baik. Chairil Anwar mampu menerjemahkan untaian puisi yang singkat menjadi puisi terjemahan yang singkat pula. Terlepas dari itu, Chairil Anwar juga menggunakan diksi yang elok nan apik dan dapat dipahami maknanya sesuai dengan makna yang ingin disampaikan oleh penulis aslinya. Terlepas dari sisi positifnya, ternyata juga ada sisi negatifnya, yakni Chairil Anwar tidak mencantumkan sumbernya saat menerjemahkan puisi tersebut. Seharusnya beliau mencantumkan sumbernya agar tidak tertuduh Tindakan plagiasi.
Itu tadi mengenai kritik sastra terhadap puisi milik Chairil Anwar yang berjudul “Huesca”. Hingga saat ini, puisi “Huesca” ini masih menjadi perdebatan apakah itu saduran atau sudah termasuk dalam ranah tindak plagiarisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H