Mohon tunggu...
Fatmawati
Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UNS

Saya adalah mahasiswa UNS dengan program studi Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia, semester 6. Saya memiliki hobi membaca dan menulis dan tentunya sejalur dengan prodi yang saya ambil.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Kritik Sastra terhadap Puisi "Huesca" Karya Chairil Anwar

11 Juni 2023   12:36 Diperbarui: 11 Juni 2023   12:52 2032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku dalam kuburan dangkal

Ingatlah sebisamu segala yang indah

Dan cintaku yang kekal.

Tahap Interpretasi

      Tahap Interpretasi merupakan tahapan kritik sastra yang berisi kegiatan penjelasan atau penerangan/ pembentangan apa yang terdapat dalam karya sastra. Penjelasan karya sastra berarti menangkap maknanya, tidak sekadar menerangkan apa yang tersurat saja, tetapi menerangkan juga apa yang tersirat dengan mengemukakan pendapat sendiri.

      Puisi “Huesca” karya Chairil Anwar pada hakikatnya merupakan sebuah puisi yang ekspresif yang mana mampu mengungkapkan  suasana  hati  penulis yang   masih   muda, penuh dengan gejolak jiwa muda yang terpaksa arus meninggalkan   kekasih   yang sangat  dicintainya  untuk  bergabung dengan para pejuang. Sewaktu membaca   puisi   ini   penikmat   puisi seolah-olah  dihadapkan  pada  sebuah situasi  yang berat,  perang  merupakan pilihan yang tidak dapat ditolak dalam  situasi  revolusi. Pada  bait-bait puisi, penyair dihadapkan pada pilihan yang serba sulit, meninggalkan kekasihnya dan bergabung dalam front sosialis International Brigade. Puisi Huesca lebih menekankan pada sifat manusia  yang  kehilangan  jiwa,  tidak mempunyai   rasa   kemanusiaan lagi sehingga  tegasaling membunuh, bahkan dengan   saudaranya   sendiri. Dilihat dari diksi yang digunakan, jelaslah bahwa puisi ini juga mengungkapkan  suasana hati penyair yang  masih  muda,  sedang  jatuh  cinta tetapi  cemas  karena  terpaksa  harus pergi  meninggalkannya.  Hal  tersebut tampak  pada  baris ketiga dan keempat bait kedua //Aku cemas akan kehilangan kau..//.

Tahap Analisis

      Tahapan kritik sastra yang selanjutnya adalah tahap analisis. Tahap ini berisi kegiatan menguraikan data, dimana kritikus dapat mencari makna, membanding-bandingkan dengan karya sastra lain yang sejenis dan setema, membandingkannya dengan sejarah atau kenyataan sebenarnya yang ada di masyarakat. Pada dasarnya, antara tahap interpretasi dengan analisis tidak dapat dipisahkan secara mutlak.

      Puisi “Huesca” karya Chairil Anwar merupakan puisi saduran dari puisi milik John Cornford dengan judul “To Margot Heinemann”. Puisi saduran adalah puisi hasil gubahan dari puisi aslinya yang disesuaikan dengan maksud pihak penggubahnya. Puisi ini mengganti nama pelaku, tempat, waktu, dan suasana dalam sebuah cerita atau mengubah bentuk penyajian. Namun hingga saat ini, puisi “Huesca” ini masih menjadi perdebatan apakah itu saduran atau sudah termasuk dalam ranah tindak plagiarisme.

      Sejak tahun 1948, puisi “Huesca” karya Chairil Anwar telah menggemparkan Indonesia. Puisi ini dikenal hingga tahun 60-70an. Selain memiliki makna yang indah, berupa pengungkapan suasana  hati  penulis yang   masih   muda,   penuh   dengan gejolak   jiwa   muda   yang   terpaksa  harus   meninggalkan   kekasih   yang sangat  dicintainya  untuk  bergabung dengan     para     pejuang, puisi ini memiliki maksud dan kisah disebaliknya. Pada bait pertama, Chairil Anwar telah menunjukkan, menerjemahkan, khususnya puisi, bukanlah mengikuti sesuatu yang sudah ada, melainkan mencipta. Ia melintasi asal-usul. Dalam bentuk aslinya, "Huesca" adalah empat bait yang akrab dengan hidup seorang John Cornford. Penyair Inggris itu menulis puisinya sebelum ia tewas dalam Perang Saudara Spanyol pada hari ulang tahunnya, 27 Desember 1936. waktu itu, umurnya baru 21 tahun. Sebelumnya, dalam pertempuran di Madrid melawan pasukan Fasis, ia terluka di kepala. Puisi itu lahir ketika ia dirawat: sebuah sajak cinta yang murung, di saat hidup akrab dengan kematian.

Jiwa di dunia yang hilang jiwa
Jiwa sayang, kenangan padamu
Adalah derita di sisiku
Bayangan yang bikin tinjauan beku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun