Di ujung ladang, petani menundukkan kepala,Â
Tangan kasar memegang cangkul yang telah lelah,Â
Langkahnya berat, namun penuh harapan,Â
Menyusuri jalan tanah yang berdebu, menuju rumah yang menunggu.Â
Matahari mulai merunduk di balik gunung,Â
Menyirami langit dengan warna merah merona,Â
Setiap sinarnya memeluk bumi, seperti pelukan ibu,Â
Yang memberikan kehangatan setelah seharian membara.Â
Petani itu pulang, wajahnya basah oleh peluh dan debu,Â
Namun ada kebahagiaan yang tersembunyi di matanya,Â
Ia tahu, kerja kerasnya hari ini akan membawa berkat,Â
Di meja makan, ada keluarga yang setia menanti.Â
Langit mulai gelap, dan cahaya terakhir matahari,Â
Seperti ucapan selamat tinggal pada hari yang panjang,Â
Namun di dalam hati petani, ada rasa syukur yang mendalam,Â
Karena ia tahu, setiap sore yang tenggelam membawa janji baru.Â
Sambil melangkah pulang, ia mendengar suara jangkrik,Â
Dan angin sore yang berbisik lembut,Â
Semua ini adalah bagian dari kehidupan yang sederhana,Â
Dimana kerja keras dan kedamaian berbaur, seiring matahari yang tenggelam.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H