Mohon tunggu...
Siti Fatmawati
Siti Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis dan menuangakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cahaya Lampu Rumah

4 Januari 2025   02:53 Diperbarui: 4 Januari 2025   02:53 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di beranda rumah yang berkerangka kayu, 

Cahaya lampu minyak menari pelan, 

Mengusir gelap dengan nyala yang redup, 

Menyelimuti malam dalam dekapan tenang. 

Aroma tanah basah menyusup perlahan, 

Hujan sore tadi meninggalkan pesan, 

Di rerumputan dan jalan setapak, 

Tersisa jejak langkah hujan yang enggan lenyap. 

Angin dingin membawa bisikan hampa, 

Tentang masa kecil yang masih tersimpan, 

Tangan-tangan kecil yang dulu bermain, 

Kini menggenggam rindu yang terurai diam. 

Ibu duduk di pojok ruangan, 

Menenun senyap dalam cahaya yang temaram, 

Matanya menatap jauh ke waktu silam, 

Di mana kenangan berpendar dalam kehangatan malam. 

Lampu minyak terus menyala, 

Seperti hati yang tak pernah padam, 

Aroma tanah basah bercampur doa, 

Menghantar rindu pada kampung halaman. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun