Mohon tunggu...
Siti Fatmawati
Siti Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis dan menuangakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja Dan Waktu

4 Januari 2025   01:29 Diperbarui: 4 Januari 2025   01:29 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di ujung petang, langit berceloteh, 

Menyulam jingga dengan ungu yang resah, 

Di kampung halaman, waktu berlutut pasrah, 

Menyaksikan senja mencatat cerita indah. 

Gemuruh angin menyisir daun kelapa, 

Sawah terbentang, melukis damai tak terkira, 

Langkah kaki yang pernah berlari kecil, 

Kini terhenti, meresapi memori yang mengalir. 

Gemercik air sungai di bawah jembatan bambu, 

Seperti bisikan kisah-kisah dulu, 

Di ujung dusun, pohon tua berdiri angkuh, 

Menjadi saksi musim yang terus berlalu. 

Senja berbicara, lirih namun tajam, 

Menyentuh hati yang lelah mencari pulang, 

"Kampungmu adalah jiwa," katanya perlahan, 

"Tempat waktu menunggu dengan tenang."  

Rumah kayu itu masih menyimpan aroma, 

Asap dapur, gelak tawa, dan doa, 

Di sana, senja tak pernah usai bercerita, 

Tentang cinta yang tak lekang oleh usia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun