Jalan setapak itu sunyi,Â
Namun penuh dengan jejak langkah yang bercerita.Â
Batu-batu kecil di bawah kaki,Â
Menyusun kisah tentang perjalanan waktu yang tiada henti.Â
Di tepi jalan, rerumputan tumbuh liar,Â
Menyambut angin dengan kelembutan yang samar.Â
Setiap daun yang berguguran adalah doa,Â
Mengenang masa lalu, berharap pada hari yang akan datang.Â
Di sini, di jalan setapak yang sederhana,Â
Tak ada kebisingan dunia yang mengganggu.Â
Hanya langkah kaki yang mengukir tanah,Â
Dan hati yang belajar untuk bersyukur, meski dalam sunyi.Â
Jalan ini tak pernah memaksa,Â
Ia mengalir, mengajarkan kita tentang kesabaran.Â
Setiap tikungan adalah rahasia,Â
Setiap belokan adalah peluang baru yang menunggu.Â
Sajak ini lahir dari perjalanan panjang,Â
Dari setiap langkah yang ditempuh dalam hening.Â
Jalan setapak mengajarkan kita,Â
Bahwa kehidupan, meski penuh tantangan, selalu membawa kita pulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H