Di ruang tamu ini, aku duduk dengan tenang,
Karpet lembut memeluk kaki yang penat,
Setiap helai benang, setiap serat yang tersentuh,
Menjadi tempat perlindungan, tempat jiwa berlabuh.
Langit di luar perlahan berubah warna,
Cahaya senja melayang, membelai segala yang ada.
Di bawahnya, ruang tamu terasa lebih hidup,
Seperti harmoni yang tersusun tanpa cacat, tanpa resah.
Karpet ini bukan sekadar alas,
Ia adalah pelabuhan bagi langkah yang letih,
Tempat semua kecemasan menguap dalam hening,
Menyisakan rasa nyaman yang tak terucapkan.
Langit teduh, begitu sabar menyapa,
Dengan sinar lembut, seperti sebuah doa.
Menembus tirai yang bergoyang pelan,
Mengirimkan kedamaian yang meresap ke dalam.
Di sini, dalam ruang yang sederhana,
Setiap detik terasa penuh makna.
Karpet lembut, langit teduh---
Kedua-duanya menciptakan dunia yang begitu utuh.
Oh, betapa nyaman berada di sini,
Dalam ketenangan yang tak tergesa,
Karena ruang tamu ini adalah rumah jiwa,
Di mana semua rasa menemukan tempatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H