Di sini, di sudut ruang yang tak berbicara,
Ada ketenangan yang diam-diam bercerita.
Sofa tua memeluk lelah tanpa suara,
Dan karpet lembut menyimpan jejak langkah jiwa.
Lampu temaram berbisik dalam cahaya,
Menggantung harapan di sela udara senja.
Jendela terbuka, angin menyapa perlahan,
Mengantarkan pesan dari alam, penuh kehangatan.
Di ruang tamu, waktu berjalan pelan,
Tak ada buru-buru, tak ada beban.
Hanya cerita yang mengalir seperti aliran sungai,
Menghapus resah, mengukir damai.
Teduh itu bukan sekadar warna dinding,
Bukan pula hiasan yang menggantung indah menggiring.
Ia ada dalam tawa yang mengisi ruang,
Dalam diam yang menguatkan hati yang bimbang.
Di ruang tamu, hidup menjadi sederhana,
Segelas teh hangat, percakapan bermakna.
Di sini, kita temukan arti rumah sejati,
Bukan bangunan, tapi rasa yang melingkupi.
Oh, ruang tamu, tempat jiwa berteduh,
Kau adalah pelukan di tengah hiruk-pikuk yang gaduh.
Di setiap sudutmu, ada cinta yang nyata,
Teduh itu, selalu ada, selamanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H