Aku adalah buku tanpa pembaca
kisahku terhenti di batas nama.Â
Dulu kugema di antara kata
kini sunyi, terpuruk dalam hampa.Â
Setiap hurufku punya nyawa
dalam barisan puisi, cerita, dan doa.Â
Namun siapa yang peduli pada suara
jika tak ada mata yang membacanya?Â
Aku terbaring, melawan waktu
dihapus perlahan oleh debu-demu.Â
Tak ada tangan yang membukaku
tak ada hati yang mengingatku.Â
Mungkin aku akan selamanya begini
menjadi saksi bisu di balik rak sunyi.Â
Karena buku tanpa pembaca
adalah jiwa yang mati tanpa pelita. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H