Mohon tunggu...
Siti Fatmawati
Siti Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis dan menuangakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rona yang Retak

15 Oktober 2024   04:24 Diperbarui: 15 Oktober 2024   04:24 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di cermin yang pudar oleh waktu,

Tampak wajah dengan raut yang tenang,

Namun di balik senyuman yang tersisa,

Ada retakan yang tak lagi bisa disembunyikan.

Rona yang dulunya penuh warna,

Kini ternoda oleh jejak-jejak luka,

Tak sempurna, tak lagi sama,

Namun di sana, keindahan tetap ada.

Retak-retak itu bukan akhir cerita,

Mereka hanyalah bagian dari perjalanan,

Mengajarkan bahwa kesempurnaan,

Bukanlah tanpa cela, melainkan menerima patahan.

Apa arti warna tanpa goresan?

Apa arti hidup tanpa kehilangan?

Di setiap retak, ada cahaya yang menyelinap,

Mengungkap sisi-sisi yang tak pernah kita lihat.

Rona yang retak masih bersinar,

Membawa kisah yang tak bisa dilupakan,

Meski tak lagi utuh dalam pandangan,

Di sanalah, kehidupan tetap bertahan.

Dalam retak-retak itu, aku temukan diriku,

Bukan dalam kesempurnaan yang palsu,

Tapi dalam luka, jatuh, dan bangkit,

Rona ini, meski retak, tetaplah indah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun