Di cermin yang pudar oleh waktu,
Tampak wajah dengan raut yang tenang,
Namun di balik senyuman yang tersisa,
Ada retakan yang tak lagi bisa disembunyikan.
Rona yang dulunya penuh warna,
Kini ternoda oleh jejak-jejak luka,
Tak sempurna, tak lagi sama,
Namun di sana, keindahan tetap ada.
Retak-retak itu bukan akhir cerita,
Mereka hanyalah bagian dari perjalanan,
Mengajarkan bahwa kesempurnaan,
Bukanlah tanpa cela, melainkan menerima patahan.
Apa arti warna tanpa goresan?
Apa arti hidup tanpa kehilangan?
Di setiap retak, ada cahaya yang menyelinap,
Mengungkap sisi-sisi yang tak pernah kita lihat.
Rona yang retak masih bersinar,
Membawa kisah yang tak bisa dilupakan,
Meski tak lagi utuh dalam pandangan,
Di sanalah, kehidupan tetap bertahan.
Dalam retak-retak itu, aku temukan diriku,
Bukan dalam kesempurnaan yang palsu,
Tapi dalam luka, jatuh, dan bangkit,
Rona ini, meski retak, tetaplah indah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H