Sinar matahari, penyinari dunia,
Menyapu gelap, membawa terangnya.
Di ufuk timur, dia bangkit bersemayam,
Memulai tarian cahaya, membangunkan alam.
Gelombang keemasan melintasi awan,
Merambah langit, menyapu malam perlahan.
Dalam peluknya, dunia terungkap,
Sinar matahari, senyum yang tak terganti.
Warna jingga melukis langit pagi,
Seperti lukisan indah yang tak terbandingi.
Menyapu kota, desa, hutan dan lautan,
Sinar matahari, peluklah dunia ini.
Kehangatan menyentuh bumi yang kedinginan,
Embun pagi menyingsing, memberi salam.
Sinar matahari, seakan penyair pagi,
Mengukir puisi kehidupan di setiap tanah.
Dia meluncur dengan gemulai,
Menyinari setiap sudut dunia dengan gagah.
Sinar matahari, saksi bisu keindahan,
Mengajar kita tentang siklus dan perubahan.
Namun, jangan lupa, di balikmu ada senja,
Sinar matahari, pergilah sesaat pun nanti.
Namun, janjimu tetap abadi,
Esok akan kembali, membawa harapan di hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H