Mohon tunggu...
fatmasari titien
fatmasari titien Mohon Tunggu... Penulis - abadikan jejak kebaikan, jadikan hidup penuh manfaat

ibu profesional, pembelajar dan pegiat sosial.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jagalah Allah (6)

1 Juli 2021   22:20 Diperbarui: 1 Juli 2021   22:45 2801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jagalah Allah (6), foto koleksi pribadi

Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk. (HR. Muslim)

Biasanya, manusia lebih mudah menerima jika dirinya diberikan takdir yang baik seperti mendapatkan rezeki yang melimpah atau semisalnya. Namun, biasanya manusia sulit menerima takdir yang buruk semisal musibah dan cobaan. Karenanya manusia acapkali frustasi dan berprasangka buruk kepada Allah berkenaan dengan takdir yang Dia berikan kepadanya.

Hakikat beriman kepada takdir Allah adalah ridha dengan semua ketetapan Allah yang baik maupun yang buruk. Karena pada hakikatnya Allah lebih tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya, semua ketetapan Allah itulah yang terbaik, meski terkadang kita tidak menyukainya.

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS Albaqarah :216)

Iman kepada qadha' dan qadar melalui 4 tahapan:

  1. Seorang mukmin harus meyakini bahwa Allah Maha Mengetahui segala apa yang ada di alam semesta dan Maha Mengetahui apa yang dibutuhkan setiap makhluk-Nya.
  2. Seorang mukmin harus meyakini bahwa segala macam peristiwa, baik yang sudah terjadi, sedang terjadi bahkan yang akan/belum terjadi, semuanya sudah tertulis di lauhul mahfudz.
  3. Seorang mukmin harus meyakini bahwa semua peristiwa tersebut di atas tidak lepas dari kehendak Allah ta'ala.
  4. Seorang mukmin harus meyakini bahwa manusia boleh mempunyai kehendak dan keinginan, manusia boleh berencana, akan tetapi semuanya tidak lepas dari kehendak dan kekuasaan Allah.

Allah Azza wa Jalla berfirman,

"Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu), kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb semesta alam." (QS At-Takwr: 29)

Beriman kepada takdir Allah pada hakikatnya adalah ridha terhadap semua ketetapan-Nya. Bila itu baik, maka harus disyukuri agar Allah berkenan menambah nikmat-Nya. Dan bila itu buruk, maka harus bersabar dan tetap berupaya agar Allah berkenan menolongnya keluar dari musibah dan ujian yang sedang dihadapi.

Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,

:

"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Sungguh, semua urusannya adalah baik, dan yang demikian itu tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali oleh orang mukmin, yaitu jika ia mendapatkan kegembiraan ia bersyukur dan itu suatu kebaikan baginya. Dan jika ia mendapat musibah, ia bersabar dan itu pun suatu kebaikan baginya" (HR Muslim)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun