Umar ibnu Khathab radhiallahu 'anhu syahid karena tikaman seorang fasiq di dalam masjid, di Madinah, di tanah Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam. Dan dalam keadaan tidak menyia-nyiakan umatnya. Sesuai dengan obsesinya.
Sesungguhnya kunci keterkabulan ada pada doa itu sendiri. Doa adalah sulbi ibadah. Merupakan puncak keimanan dan menjadi rahasia di balik munajat seorang hamba pada Tuhannya. Bila ia terpancar dari seorang yang mencintai Allah ta'ala , kemudian mencintai apa yang dicintai-Nya, maka doa itu layak mendapat tempat di arsy Allah.
Bait-bait doa sang khalifah benar-benar mengutamakan keakhiratan, bukan keduniawian. Allah berfirman,
"Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat." (QS Asy Syura: 20)
Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda,
"
"Barangsiapa akhirat menjadi tujuan (utama)nya maka Allah menjadikan kecukupan pada hatinya, mengumpulkan urusannya dan dunia mendatanginya dalam keadaan terhina. Dan barangsiapa dunia menjadi tujuannya maka Allah menjadikan kefaqiran di depan matanya, menjadikan urusanya bercerai-berai serta tidaklah dunia datang kepadanya kecuali sesuatu yang telah ditakdirkan baginya" (HR Tirmidzi).
Alangkah baiknya obsesi dalam doa Umar radhiallahu 'anhu. Lalu, apa obsesi kita? Obsesi yang bermuara akhirat ataukah dunia? Semoga bisa menjadi renungan kita bersama.
#Demak,27042021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H