Mohon tunggu...
fatmasari titien
fatmasari titien Mohon Tunggu... Penulis - abadikan jejak kebaikan, jadikan hidup penuh manfaat

ibu profesional, pembelajar dan pegiat sosial.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Amalan Terbaik

24 April 2021   15:08 Diperbarui: 24 April 2021   15:10 3425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Segala puji bagi Allah, robb semesta alam. Atas rahmat-Nya pula, kita semua masih dapat bertemu dengan ramadhan hari ini. Ada banyak orang yang tidak punya kesempatan untuk bertemu ramadhan. Ada pula yang diijinkan bertemu hanya sepuluh hari saja atau kurang dari itu.

Segala puji bagi Allah yang telah mengijinkan kita menikmati ramadhan sampai sejauh ini. Semoga Allah ijinkan menyelesaikan ibadah ramadhan tahun ini dan seterusnya, aamiin.

Ada yang dipertemukan ramadhan tahun ini dalam usia masih sangat muda. Ada yang masih dalam usia pertengahan. Namun ada pula yang sudah lanjut usia. Tentu amalan yang dapat dilakukan di setiap jenjang usia tersebut tidaklah sama.

Ramadhan adalah bulan penuh rahmat, ampunan dan juga keberkahan, dijauhkan Allah dari adzab neraka. Betapa beruntungnya, 'ala kulli halin alhamdulillah.

Ada sebagian kaum muslimin yang masih berprinsip, baru akan memperbanyak ibadah atau mendekatkan diri kepada Allah setelah masuk usia senja, setelah pensiun atau purna tugas. Padahal tak ada seorangpun yang mengetahui, pada usia berapa Allah akan memanggilnya.

Mungkin kita sering mendengar ungkapan, "Kecil bermanja-manja, muda hura-hura, dewasa kaya raya, mati masuk surga". Kiranya hal-hal semacam ini hanya ada dalam angan-angan saja.

Ada saya yang mengatakan, " selagi muda dipuas-puasin nakalnya (maksiyat). Entar kalau udah tua baru tobat. Kan dapet dunia akhirat. " Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Apakah dia tahu kalau umurnya akan panjang? Kalau seandainya dia ditakdirkan panjang, apa ada jaminan dia akan sadar? Atau justru akan bertambah kesesatannya?! Allah berfirman dalam QS Lukman: 34,

"Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Waktu adalah sesuatu yang terpenting untuk diperhatikan. Jika ia berlalu tak akan mungkin kembali. Setiap hari dari waktu kita berlalu, berarti ajal semakin dekat. Umur merupakan nikmat yang seseorang akan ditanya tentangnya. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

:

"Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu)." (HR. At-Tirmidzi)

Allah berfirman dalam QS Al Hasyr:18,

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Ramadhan adalah bulan ibadah. Siang harinya diisi dengan puasa, tilawah, sedekah dan amalan shalih lainnya. Malam harinya ditegakkan dengan qiyamul lain serta memperbanyak tilawah, dzikir, doa dan istighfar.

Keseluruhan malam bulan ramadhan adalah waktu-waktu yang diistimewakan Allah. Terlebih istimewa lagi pada sepertiga malam yang terakhir (di waktu sahur). Teristimewa lagi pada sepuluh hari terakhir bukan ramadhan. Di mana di antara waktu tersebut ada malam lailatul qodar. Ibadah yang dilakukan pada malam itu timbangannya jauh lebih baik daripada ibadah yang dilakukan selama seribu bulan.

Memang berat rasanya, ketika banyak orang terlelap dalam tidurnya, kemudian kita bangun untuk mengambil air wudhu, lalu sholat atau tilawah (membaca) al-qur'an demi mengharap keridhoan dan pahala dari Allah.

Namun, jika kita sudah membiasakan diri bangun di malam-malam spesial tersebut, maka kita tak akan pernah kesulitan lagi dan justru akan sangat merindukan momen-momen berdekatan dengan Allah dalam jarak terdekat di malam-malam penuh keberkahan tersebut.

Allah berfirman dalam QS Mulk:2,

(Allah) Yang menjadikan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antaramu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Ayat ini mengisyaratkan ahsanu 'amalan, amal terbaik bukan amal terbanyak (aktsaru 'amalan). Karena yang banyak belum tentu baik (ahsan). Dan amalan yang baik akan semakin baik bila dilakukan terus menerus.

Al-Fudhail bin 'Iyyadh rahimahullah berkata tentang firman Allah "ahsanu 'amalan" adalah yang amalannya paling ikhlas dan paling benar.

Suatu amalan tidaklah diterima oleh Allah kecuali amalan itu dilakukan secara ikhlas dan benar. Yang dimaksud dengan "ikhlas" adalah apabila ditujukan hanya kepada Allah. Dan yang dimaksud dengan "benar" adalah apabila amalan itu sesuai dengan sunnah (tuntunan Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam)."

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, "Ikhlas dan tauhid adalah 'sebatang pohon' di dalam hati yang cabang-cabangnya adalah amal-amal sedangkan buah-buahannya adalah baiknya kehidupan dunia dan surga yang penuh dengan kenikmatan di akherat. Sebagaimana buah-buahan di surga tidak akan akan habis dan tidak terlarang untuk dipetik maka buah dari tauhid dan keikhlasan di dunia pun seperti itu."

Apabila amalan itu tidak dilakukan dengan ikhlas hanya kepada Allah, maka hukumnya adalah syirik. Dan apabila amalan itu tidak sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka amalan itu tertolak meskipun manusia menganggapnya baik.

Rasulullah bersabda,

Artinya: "Siapa saja yang melakukan sebuah amalan (dalam urusan agama) tanpa ada perintah dari kami, maka amalan itu tertolak." (H.R. Bukhari dan Muslim)

Mukmin terbaik adalah yang mengisi waktu-waktunya dengan amalan yang mengantarkan kepada kebaikan dunia dan akhiratnya. Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda:

"Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalannya. Dan sejelek-jelek manusia adalah orang yang panjang umurnya dan jelek amalannya." (HR. Ahmad, At-Tirmidzi ).

Sebaik-baik umur adalah umur yang barokah. Bisa jadi ia benar-benar panjang secara harfiah, bisa jadi tidak. Namun banyak digunakan untuk melakukan amal-amal shalih dan kebajikan-kebajikan lainnya.

Bagaimana dengan amalan dan umur kita sendiri? Saatnya untuk menelisik dan memperbaiki diri. Mumpung masih ada umur.

#Demak,24042021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun