Mohon tunggu...
fatmasari titien
fatmasari titien Mohon Tunggu... Penulis - abadikan jejak kebaikan, jadikan hidup penuh manfaat

ibu profesional, pembelajar dan pegiat sosial.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bahagia Menjadi Generasi Sandwich (Bagian 1)

5 Desember 2020   23:21 Diperbarui: 5 Desember 2020   23:25 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu, tugas mencari nafkah mutlak berada di pundak suami, para istri fokus dalam urusan pengasuhan anak-anak dan pekerjaan rumah tangga.         Di era sekarang, sudah jamak bila suami dan istri sama-sama bekerja. Ketika anak-anak lahir, maka mereka perlu pengasuh. Ada beberapa pilihan yang bisa diambil:

a.  istri berhenti bekerja, fokus mengasuh anak dan mengurus pekerjaan rumah tangga  

b.  istri tetap bekerja tapi harus mempekerjakan orang lain untuk mengasuh anaknya dan mengurus pekerjaan rumah tangga

c.  istri bekerja paruh waktu agar tetap bisa mengasuh anak dan mengurus pekerjaan rumah tangga.

Pada keluarga dengan finansial cukup atau berlebih, mempekerjakan orang adalah hal yang mudan dan tidak akan menguras harta mereka. Namun pada keluarga dengan finansial pas-pasan, mempekerjakan orang bukanlah pilihan yang bisa dengan mudah mereka ambil.

Pada keluarga yang masih hidup bersama orang tua atau mertua, biasanya sang nenek/kakek justru menyediakan diri untuk mengasuh cucunya demi untuk menekan pengeluaran sang anak dan menantu. Sebagian keluarga lain memang mendatangkan orang tua atau mertuanya untuk tinggal bersama dengan syarat mau membantu pekerjaan rumah dan mengasuh anak-anak mereka, agar mereka tak perlu mempekerjakan orang lain. 

Sebagian keluarga yang lain terpaksa hidup menumpang orang tua (mertua) karena belum mampu membeli (mengontrak) rumah sendiri. Maka ketika orang tua sudah tidak berpenghasilan, mau tidak mau mereka pun harus ikut mencukupi kebutuhan orang tua. Sudah numpang, masak enggak mau ikut menanggung beban... tega banget itu namanya.

3. Tuntutan norma sosial

Dalam budaya Jawa, seorang anak diharapkan bisa 'mikul dhuwur mendem jero' terhadap orang tuanya. Maksudnya, apapun yang terjadi, seorang anak hendaknya selalu memuliakan orang tua dan menutup kekurangan dan aib mereka. Salah satu bentuk pembuktian perilaku ini adalah dengan merawat dan mencukupi kebutuhan orang tua ketika mereka sudah tidak berdaya dan tidak berpenghasilan. 

Selaras dengan itu,  agama juga mengajarkan untuk selalu berusaha memuliakan orang tua dan mencari ridhonya. Lagi pula orang tua sudah cukup berpayah-payah dalam membesarkan dan membekali anak-anaknya sampai dewasa. Kesuksesan anak tidak datang dengan sendirinya tanpa andil orang tua. 

Maka ketika orang tua sudah tidak berdaya, tugas anak untuk membalas budi, merawat, mengasihi dan mencukupi kebutuhannya di masa tua. Pun di sepanjang kehidupan, anak tetap membutuhkan doa dan restu orang tua dalam segala hal. Bahkan meski seisi dunia dipersembahkan untuk orang tua, tak juga dapat mengganti besarnya pengorbanan mereka ketika mengasuh kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun