Mohon tunggu...
fatmasari titien
fatmasari titien Mohon Tunggu... Penulis - abadikan jejak kebaikan, jadikan hidup penuh manfaat

ibu profesional, pembelajar dan pegiat sosial.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dewasa Sebelum Waktunya, Baik atau Bahaya?

21 November 2020   23:12 Diperbarui: 22 November 2020   03:05 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisa jadi kemudian dia juga meniru gaya berbicara dan gaya berpakaiannya juga lengkap dengan make-up sang bintang iklan. Ini baru satu iklan loh. Belum lagi tayangan-tayangan lain seperti sinetron, film, reality show, termasuk konten dewasa yang mudah diakses di mana saja, baik melalui layar komputer maupun telpon genggam.

Juga game-game yang banyak diselipi adegan dewasa/ pornografi. Yang demikian ini juga sangat berpengaruh pada proses perkembangan anak. Bila tidak difilter, anak cenderung mengikuti dan menjadi dewasa sebelum waktunya. 

3).  nilai perorangan, hal ini dipengaruhi oleh pola pengasuhan yang diterapkan orangtua (keluarga) pada anak. Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter (cenderung keras, apa-apa dilarang, ini gak boleh, itu gak boleh) akan membuat anak makin penasaran dan mencari tahu dari sumber lain saat berada di luar pengawasan orangtua.

Dan ini bisa menjadikannya lepas kontrol tanpa pendampingan. Pernah dengar ungkapan 'di rumah alim, di luar mbedhal' (di rumah perilakunya  baik, tapi di luar rumah perilakunya buruk sekali). Ini merupakan salah satu dampaknya. 

Begitu juga dengan orangtua yang menerapkan pola asuh serba boleh terhadap apa yang diinginkan anak ataupun  abai terhadap apa yang dilakukan anak. Anak akan merasa bahwa semua tindakannya benar sehingga tak ada lagi kontrol terhadap apapun yang dilakukan anak.

Tak masalah bila ia melakukan hal yang positif, tapi akan berdampak buruk bila dia melakukan hal yang negatif semisal: menonton konten dewasa (porno) dan kemudian mencoba mempraktikkannya.

Akan lebih baik bila orangtua menerapkan pola asuh demokrasi di mana anak didampingi, diajak diskusi dan diberi pengertian secara bijak tentang hal-hal yang positif yang dapat dia lakukan dan dampaknya bagi diri dan masa depannya. Juga diberi pemahaman tentang hal-hal negatif yang selayaknya dia hindari demi kebaikan diri dan masa depannya.

Beberapa orangtua justru mendorong anaknya untuk menjadi lebih dewasa dengan melimpahkan sebagian tugas orangtua kepada anak (parentifikasi). Sebagian dari mereka menuntut anak yang belum cukup umur untuk mengambil alih peran mereka menjadi orangtua bagi adiknya 

Sebagian lagi mendandani anak mereka seperti orang dewasa dan mengajarkan peran tertentu untuk menarik keuntungan (eksploitasi anak). Anak-anak ini tidak paham dengan peran yang dimainkan, mereka hanya tahu orang-orang senang melihat apa yang dilakukannya  dan mereka mendapat hadiah karena itu. 

Lalu, apa bahayanya bila anak dewasa sebelum waktunya?

Havighrust menjelaskan bahwa setiap tahapan memiliki tugas perkembangan yang berbeda. Kegagalan tugas  perkembangan dalam setiap tahap akan berpengaruh pada tahap selanjutnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun