Mohon tunggu...
fatmasari titien
fatmasari titien Mohon Tunggu... Penulis - abadikan jejak kebaikan, jadikan hidup penuh manfaat

ibu profesional, pembelajar dan pegiat sosial.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memahami Hakikat Sebuah Keluarga

1 Juli 2020   16:12 Diperbarui: 4 Juni 2021   05:25 1366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hakikat Sebuah Keluarga (Dokpri)

 

Pengertian keluarga menurut beberapa ahli:

Keluarga adalah sekelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunan, atau hubungan sedarah atau hasil adopsi, tinggal bersama dalam satu rumah, berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran sosial, serta mempunyai kebiasaan/kebudayaan yang berasal dari masyarakat, tetapi mempunyai keunikan tersendiri.(Bergess, 1962)

Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan(WHO,1969)

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan {Depkes RI, 1988)

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU no 10/1992)

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungan.(BKKBN,1999)

Baca juga : Hakikat Keluarga Merupakan Awal Investasi

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri, dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.(UU no 52/2009)

Karakteristik Keluarga:

Secara umum, keluarga memilik 4 (empat) karakteristik yaitu:

Keluarga tersusun oleh beberapa orang yang disatukan dalam suatu ikatan seperti perkawinan, hubungan darah, atau adopsi.

Sekelompok orang yang tinggal dalam satu rumah tanpa adanya ikatan perkawinan, hubungan darah atau adopsi, tidak bisa dikatakan sebagai sebuah keluarga, misal: sekelompok orang yang kost atau kontrak di sebuah rumah yang sama. 

Baca juga :Pemahaman tentang Kasus-kasus Kontemporer Berhubungan dengan Keluarga

Atau dua orang berlainan jenis yang hidup bersama tanpa ikatan perkawinan. Mereka bisa menjalin hubungan kekeluargaan tetapi bukan dengan makna sesungguhnya sebagai sebuah keluarga

Anggota keluarga hidup dan menetap secara bersama-sama di suatu tempat atau bangunan di bawah satu atap dalam susunan satu rumah tangga.

Idealnya demikian, namun adakalanya karena satu dan lain hal, tidak semua anggota keluarga dapat tinggal di bawah satu atap untuk sementara waktu, misalnya: karena urusan pekerjaan, sekolah, atau tugas-tugas tertentu. 

Namun demikian, hal tersebut terikat dengan batasan waktu, tidak untuk selamanya. Bukan sebuah keluarga yang sesungguhnya bila tidak tinggal dalam satu atap dari awal sampai akhir, hanya sebuah keluarga maya (semu).

Setiap anggota keluarga saling berinteraksi, berkomunikasi, dan menciptakan peran sosial bagi setiap anggota seperti: suami dan isteri, ayah dan ibu, putera dan puteri, saudara laki-laki dan saudara perempuan, dan sebagainya. 

Bahkan meskipun untuk sementara waktu terpisah jarak, interaksi dan komunikasi ini tetap harus berjalan. Seiring dengan berkembangnya teknologi, interaksi dan komunikasi antar anggota keluarga sudah lebih mudah.

Baca juga : P4 dalam Keluarga, Apakah Dinilai Penting?

Ada banyak aplikasi yang menjembatani antar anggota keluarga meski terpisah jarak. Meski demikian, ada sisi negatifnya juga. Ada ungkapan bahwa gadget mendekatkan yang jauh, tapi menjauhkan yang dekat. 

Ungkapan ini muncul ketika sebagian orang lebih sering berinteraksi dengan gadget mereka daripada berbincang-bincang santai dengan anggota keluarga mereka. 

Bagaimana pun, interaksi dan komunikasi fisik (secara langsung) lebih baik dan lebih menguatkan ikatan hati. Sentuhan, belaian dan bahasa tubuh yang diungkapkan melakui interaksi langsung jelas berbeda dan tidak bisa didapatkan dari gadget.

Hubungan antar anggota keluarga merupakan representasi upaya pemeliharaan pola-pola kebudayaan bersama yang diperoleh dari kebudayaan umum di komunitas.

Ada pembagian peran antara anggota keluarga sesuai tugas fungsionalnya masing-masing.  Peran sebagai suami, istri, ayah, ibu, anak, maupun anggota keluarga tambahan lainnya (nenek, paman, bibi, pembantu, dll). 

Ada hak dan kewajiban yang harus dipenuhi secara proporsional. Ada keterikatan hati, dan hubungan timbal balik antar anggota keluarga.

Referensi: 

Lestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga : Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga. Jakarta : Prenada Media Group

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun