Ungkapan ini muncul ketika sebagian orang lebih sering berinteraksi dengan gadget mereka daripada berbincang-bincang santai dengan anggota keluarga mereka.Â
Bagaimana pun, interaksi dan komunikasi fisik (secara langsung) lebih baik dan lebih menguatkan ikatan hati. Sentuhan, belaian dan bahasa tubuh yang diungkapkan melakui interaksi langsung jelas berbeda dan tidak bisa didapatkan dari gadget.
Hubungan antar anggota keluarga merupakan representasi upaya pemeliharaan pola-pola kebudayaan bersama yang diperoleh dari kebudayaan umum di komunitas.
Ada pembagian peran antara anggota keluarga sesuai tugas fungsionalnya masing-masing. Â Peran sebagai suami, istri, ayah, ibu, anak, maupun anggota keluarga tambahan lainnya (nenek, paman, bibi, pembantu, dll).Â
Ada hak dan kewajiban yang harus dipenuhi secara proporsional. Ada keterikatan hati, dan hubungan timbal balik antar anggota keluarga.
Referensi:Â
Lestari, Sri. 2012. Psikologi Keluarga : Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga. Jakarta : Prenada Media Group
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H