Keluarga tersusun oleh beberapa orang yang disatukan dalam suatu ikatan seperti perkawinan, hubungan darah, atau adopsi.
Sekelompok orang yang tinggal dalam satu rumah tanpa adanya ikatan perkawinan, hubungan darah atau adopsi, tidak bisa dikatakan sebagai sebuah keluarga, misal: sekelompok orang yang kost atau kontrak di sebuah rumah yang sama.Â
Baca juga :Pemahaman tentang Kasus-kasus Kontemporer Berhubungan dengan Keluarga
Atau dua orang berlainan jenis yang hidup bersama tanpa ikatan perkawinan. Mereka bisa menjalin hubungan kekeluargaan tetapi bukan dengan makna sesungguhnya sebagai sebuah keluarga
Anggota keluarga hidup dan menetap secara bersama-sama di suatu tempat atau bangunan di bawah satu atap dalam susunan satu rumah tangga.
Idealnya demikian, namun adakalanya karena satu dan lain hal, tidak semua anggota keluarga dapat tinggal di bawah satu atap untuk sementara waktu, misalnya: karena urusan pekerjaan, sekolah, atau tugas-tugas tertentu.Â
Namun demikian, hal tersebut terikat dengan batasan waktu, tidak untuk selamanya. Bukan sebuah keluarga yang sesungguhnya bila tidak tinggal dalam satu atap dari awal sampai akhir, hanya sebuah keluarga maya (semu).
Setiap anggota keluarga saling berinteraksi, berkomunikasi, dan menciptakan peran sosial bagi setiap anggota seperti: suami dan isteri, ayah dan ibu, putera dan puteri, saudara laki-laki dan saudara perempuan, dan sebagainya.Â
Bahkan meskipun untuk sementara waktu terpisah jarak, interaksi dan komunikasi ini tetap harus berjalan. Seiring dengan berkembangnya teknologi, interaksi dan komunikasi antar anggota keluarga sudah lebih mudah.
Baca juga : P4 dalam Keluarga, Apakah Dinilai Penting?
Ada banyak aplikasi yang menjembatani antar anggota keluarga meski terpisah jarak. Meski demikian, ada sisi negatifnya juga. Ada ungkapan bahwa gadget mendekatkan yang jauh, tapi menjauhkan yang dekat.Â