"Aku mohon, Aurum. Beri aku kesempatan untuk selalu bersamamu, ke manapun dan kapanpun. Aku janji akan pergi jika dalam masa itu aku tidak bisa juga merebut hatimu."
Harusnya petang itu Aurum tidak menyetujui penawaran konyol itu. seharusnya dia tetap teguh pada apa yang menjadi peganggannya selama ini. seharusnya dia tidak mengulangi kesalahan yang bahkan masih dia simpan sakitnya sampai saat ini. Sekali lagi, mungkin takdir ingin bercanda dengannya, dengan seluruh kecamuk dalam hati dan pikirnya, dia membuat kesepakatan bodoh itu terjadi.
"Berapa lama?" Aska melihat titik cahaya harapan timbul dari kalimat itu.
"Satu tahun." Dengan yakin Aska mengucapkannya.
bersambung ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H