Mohon tunggu...
Fatma Elly
Fatma Elly Mohon Tunggu... -

fatma elly, umur 63 th. 20-11-1947. ibu rumah tangga tapi senang juga menulis. pendidikan akademi hubungan internaional.untag. jakarta.islam.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Tidak Mempergunakan Akal

8 November 2010   07:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:46 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Fatma Elly

apakah yang tak terjadi di negeri ini

musibah datang berganti

bahkan di belahan dunia sana

bukankah derita saling menyapa

sengsara banyak menghampir

gempa tsunami…

menggoncangkan tanah

meluluhlantakkan bumi tempatnya berpijak

menghancurkan rumah pribadinya berpesta..

banjir bandang menghadang

ia tak bisa bertandang

aneka penyakit membuatnya sulit

terhimpit di atas berbagai sakit…

sarangnya sang penyakit rumit

gunung api meletus!

awan panasnya…jadikan hangus

di atas kelabu hitam

warna keringnya yang mematikan…

material vulkaniknya mengguyur mengubur

semburan lumpur panas Sidoarjo …

ragam penyakit, kecelakaan kereta api

gempa wasior

letusan gunung berapi

tsunami

berbagai peringatan atas perilaku melampaui batas

tak pernah digubris

palagi membuat hati meringis tangis

begitulah manusia

suka lupa…melupa..

bencana datang bertubi

tak mengusik hati..

buta di matanya, tak melihat tanda..

pekak di telinganya, tak membuat engah

semua musibah melanda, tak diambil peduli

katanya..hanya..;

ah.. itu kan biasa..

fenomena alam..

pergeseran lempeng,

perubahan iklim,

cuaca ekstrim,

kenapa mesti dihebohkan...?

merekapun terus berlari

kembara di belantara kemaksiatan diri

hingga ajalpun tiba

kesempatan itupun tiada lagi

terlambat tobat

azab itu datang mendera (QS 39:54-55)

dijemput kebenaran..

matanya terbelalak

terbahak tawanya… sirna

di atas tontonan tragedi kemanusiaan kezaliman

yang sering dilakonkan

di balik ketakutan yang mencekam..

tubuhnya gemetar

rona putih pucat mendekam, sesalnya tak berkesudahan…

duhai Tuhanku..

kembalikan aku ke dunia

niscaya kan kuperbuat kebaikan...

dusta

pendusta

itu hanyalah dusta!

seandaipun dikembalikan ke dunia..

pendusta selalu berbuat hal yang sama...

dusta dan kedustaan...

terulang lagi…, tak juga henti

jangan sekali-kali meyalahkan zaman

ia hanya penanda

orang-orang di belakang senjatanyalah..

yang pongah berlaga

mengobrak-abrik kebaikan

menjungkarbalikkan kebenaran

demi kesenangan semu menipu daya..

penuhlah neraka dengan segala keingkaran

buta di matamu tak melihat

pekak di telingamu tak mendengar

beku di hatimu tak merasa..

mengubur dirimu terkubur

dalam kubur-kuburmu yang gersang…

tiada sesuarapun kan kumandang… (QS 35:19-22)

kemana nian akal sehat yang Dia berikan

yang menanda lebih atas makhluk ciptaan..

hanguskah dibakar ingin?

nafsu rajamu  kau jadikan tuhan QS5:48, QS 38:26, QS 45:23, QS 25:43)

di penjara hutanmu, menjadikanmu seperti hewan

bahkan…

lebih buruk lagi..

dan Allah menimpakan kemurkaan-Nya

kepada orang yang tidak mepergunakan akal pikirannya..! (QS 10:108)

tumpul di ketumpulan, rusak di kerusakan

lebur di keleburan, mati...!

ya...

mati...!

jasad rohanimu tak berarti

itulah perolehannya...

tempat kekal sejatimu..

Jahannam…. ya...Jahannam … ! (QS 7:179)

yang terkena musibah

merasa aman di atas pemaafan...

'amiin.. ya Rabbal 'alamin..



wallahu a'lam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun