Mohon tunggu...
Fatma Elly
Fatma Elly Mohon Tunggu... -

fatma elly, umur 63 th. 20-11-1947. ibu rumah tangga tapi senang juga menulis. pendidikan akademi hubungan internaional.untag. jakarta.islam.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

kita berada di mana

19 Juni 2010   15:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:26 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Norma? Ah kuno! Itu kan sejarah masa lampau yang tak terpakai lagi. Usang!
Progresiflah sedikit! Maju!

Jangan terkungkung melulu di batas nilai-nilai yang membelenggu. Gairah jiwa anak muda yang ditabu.
Bisakah ditahan?

TENGOKLAH air yang direbus di dalam panci, di atas api yang menyala dan di tutup, apakah jika sudah mendidih sedemikian rupa, karena panas apinya yang membakar, sanggup menahannya dari ketidakmeluapan? Dari ketidaktertumpahan?

BERLENGGANG-lah ia dengan santai dan nyaman. Tak mau di pusingkan dengan hal-hal sepele yang tak ada guna. Norma-norma yang sudah usang!

DENGAN SIAPAPUN, jadilah. Seperti ayam-ayam kampus. Bukankah mereka melakukan juga? Walau bagaimana bentuk dan caranya. Model dan gayanya. Selera dan nafsunya?!

ORIENTASI SEKSUAL, bukankah tidak harus di batasi oleh norma-norma?

Norma dan kaedah itu, tidakkah berlaku hanya di satu periode perjalanan kehidupan saja?
Bukankah budaya masyarakat selalu berubah dan berkembang?

Yang penting senang. Mau apa lagi! Keinginan tercapai dan terpuaskan!

Apapula bilamana menyangkut masalah ekonomi dan materi. Kebutuhan terhadap uang kuliah dan lain keperluan itu.
Jika memang bisa terjamin dan teratasi, serta ada yang mau memberi, kenapa tidak?!

Ya namanya rezeki, bo', kok mau ditolak?! Pusing-pusing amat sih!

LAKI-LAKI ITUPUN terus mencari. Dan mendapatkan. Bukankah tubuhnya gagah. Ganteng menarik. Menawan hati seseorang? Apalagi bagi yang satu kecenderungan. Satu keinginan. Satu pemikiran. Satu kegairahan..! Wooi, kenapa mesti menolak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun