Lalu apa hubungannya dengan mukjizat Rasulullah yang berupa Alquran? Apakah kamu masih belum mendapatkan gagasan setelah membaca ini?
Sama seperti saat ini, semua orang bisa menulis, tetapi tidak semuanya jadi penulis. Begitu keadaan Rasulullah yang ingin ditunjukkan pada umat generasi mendatang. Beliau tidak bisa baca tulis, bagaimana bisa ia membuat sebuah buku? Jika kamu tengok kembali, nabi-nabi terdahulu yang memiliki mukjizat seperti skill tertentu, kalau si Nabi meninggal, maka lenyap sudah mukjizatnya, tidak bisa diturunkan, tidak bisa juga diajarkan. Apakah mungkin Nabi Musa mengajarkan pada anaknya bagaimana membelah laut? Aneh sekali kan, kalau dipikir logis.
Namun berbeda dengan mukjizat Nabi Muhammad. Ia menghafal Alquran dari Malaikat Jibril. Lalu disampaikan pada umatnya, dihafalkan, disimpan dalam dada. Lalu Khalifah mengumpulkan para penghafal Alquran, dijadikan mushaf-mushaf (lembaran-lembaran kertas pada zaman itu). Pada saat itupun Rasulullah tidak pernah tahu akan ada bentuk fisik BUKU yang berisi firman-firman yang sudah beliau hafal. Maha Suci Allah yang membuat khalifah terpikirkan untuk membuatnya menjadi sebuah BUKU yang saat ini kita sebut Alquran. Secara etimologi Alquran sendiri berarti "Bacaan". Bacaan yang berisi firman-firman, yang datangnya dari Tuhan, sebagai pedoman, petunjuk, hukum, pengetahuan, informasi. Artinya apa? Ya, Alquran adalah pusat DATA dunia dan akhirat, yang bernilai sangat mahal yang tidak bisa menandingi semua mukjizat pada Nabi sebelumnya.
Pernah dengar kata-kata Najwa Shihab, "Cukup satu buku untuk membuatmu jatuh cinta dengan membaca. Temukan buku itu." Sebenarnya kata-kata ini lebih universal sih, terutama bagi orang Indonesia yang anti buku. Namun jika saya pautkan dengan mukjizat Rasulullah, sungguh membaca akan memberimu data, data akan membuat otak kosong terisi, jika otak terisi kita akan sadar dan belajar. Mungkin bukan otak yang membedakan kita dengan hewan, tetapi isi dari otak, yaitu ILMU.
Mengapa Alquran tidak disampaikan pada nabi-nabi sebelumnya saja? Karena tidak sesuai ZAMAN. Jangankan mushaf, apakah orang zaman dahulu bahkan membaca buku? Mereka adalah orang-orang jahil (baca: jahiliyah/bodoh) yang tidak percaya tentang ilmu pengetahuan. Berbeda dengan akhir zaman nanti, dimana semua orang berlomba menjadi pintar, cerdas, berilmu, tetapi tidak dengan iman. Jangankan iman, akhlakul karimah saja sudah tergerus rasanya.
Perang data, kini telah dimulai sejak lama, entah saat telepon ditemukan, atau sinyal ditemukan, atau mungkin sejak zaman purba, dimana akses informasi terbatas. Kalau mencari satu info saja harus melakukan perjalanan bahkan membutuhkan waktu seumur hidup.
Informasi dan data adalah kekuatan vital seseorang, maupun sebuah negara. Jadi sampai sini apakah paham mengapa Alquran adalah mukjizat Rasulullah? Berikut saya rangkum dalam 2 poin agar lebih mudah.
1. Nabi Muhammad adalah Nabi akhir zaman dan nabi tidak bisa hidup abadi. Jadi diperlukan mukjizat yang bisa diturunkan setelah Rasulullah meninggal. Mukjizat yang bisa disimpan semua orang dan dipergunakan semua orang, selagi tidak ada lagi utusan di dunia (karena semua Nabi sudah meninggal).
2. Semua yang tertulis dalam Alquran adalah DATA. Informasi tentang dunia, tentang akhirat, tentang manusia, makhluk hidup, rahasia alam raya, rahasia surga neraka, semuanya dibahas dengan detail dan dengan tafsiran yang indah oleh para penafsir. DATA dalam Alquran inilah yang menjadi mukjizat Rasulullah.
Sungguh, Allah adalah penulis takdir dari tiap-tiap naskah mahkluknya. Firman-firman Alquran yang dititipkan pada Rasulullah, lalu dititipkan pada penghafal Alquran, lalu dijadikan KITAB oleh para khalifah. Sebagai muslim sebaiknya kita MEMBACA apa yang akan menjadi penyelamat kita di dunia maupun nanti diakhirat. Wassalam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H