Lewati emosi-emosi tersebut dengan brainstorming dan pengimajinasian lalu hidupkan melalui diksi, kemudian tulis apa saja yang lewat dari otak kamu pada bentuk tulisan-tulisan. Jikalau terlihat rancu dan klise, tak apa. Lakukan terus agar kamu bisa memvalidasi emosi kamu sendiri. Semakin peka terhadap emosi diri sendiri, maka semakin tinggi sense terhadap seni, tidak hanya sense menulis namun juga semua hal di sekeliling kamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!