Literasi masih terus dikobarkan di sekolah-sekolah menengah ke atas, itu saja sudah miris. Usia 16-19 tahun masih tidak bisa memahami apa yang dibaca padahal kita sudah mengenal alphabet sejak TK, bukankah itu miris? Saya pun menyinggung diri saya sendiri, karena saya dan kita semua adalah hasil dari sistem pendidikan Indonesia yang tertinggal ini.
Di negara maju, mereka mampu berpikir kritis bahkan sejak SD. Mereka tahu alasan mengapa mereka belajar, mereka tahu alasan mereka belajar mata pelajaran A, B, C dan seterusnya. Tetapi yang duduk dibangku sekolah menengah di Indonesia, masih bingung, mengapa harus belajar Matematika. Kalian ingat apa yang dikatakan orang kolot? "MATEMATIKA KAN TIDAK BERGUNA NANTI KALAU BUAT CARI KERJA." Sungguh rasanya ingin menangis.
Seolah, kita ini sekolah buat mencari kerja, mencetak buruh, mencetak kuantitas sumber daya manusia yang rendah, yang nantinya juga ikut beranak pinak yang menghasilakan keturunan buruh juga. Miris dan menyedihkan.
Kualitas dan Kesejahteraan Profesi Guru
Peserta didik di sekolah merupakan subjek ke dua setelah guru. Mengapa saya sebut begitu? Saya mengambil jurusan pendidikan dan saya makin menyadari bahwa semakin buruk sistem pendidikan, semakin tidak berkualitas guru dan semakin tidak berkualitas guru, semakin tidak berkualitas peserta didik, dan semakin tidak berkualitas peserta didik, maka jangan harap bangsa ini siap maju. Kalaupun ada, akan kalah kuantitasnya dengan, mohon maaf, yang kolot. Belum lagi ditambah dengan kebijakan pemerintah yang aneh-aneh
.
Di Indonesia, profesi guru menurut saya, SANGAT DILECEHKAN. Padahal kemajuan bangsa terletak pada generasi muda, dan generasi muda berkulitas dapat dihasilkan dari guru yang berkualitas. Selalu menjadi isu utama dalam pendidikan. Gaji guru dan kesejahteraan mereka. Dibahas dimana-mana. Itupun tidak membuat pemerintah bergerak. Saya merasa selama guru masih dilecehkan, sampai kapanpun Indonesia masih akan terus menjadi negara mundur dan tidak bisa maju.
Karena maka dari itulah kita perlu mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi. Karena apa? Lah pendidik saja tidak dihormati, apalagi orang biasa?Â
Kesimpulan
Tiga alasan teratas menjadi penyebab utama, mengapa kita perlu menjajaki pendidikan yang lebih tinggi, karena sekolah menengah saja tidak cukup. Kalau di luar negeri yang sudah maju, mungkin tidak separah di negara kita. Tetapi beda cerita jika ini adalah negara kita tercinta.
Jika kamu membaca sejarah, banyak tokoh penting yang merupakan lulusan luar negeri, atau perguruan tinggi bagus yang notabenenya dulu masih minim yang kuliah tinggi.
Mudahnya pendidikan di Indonesia itu bisa dijelaskan seperti ini.