Mohon tunggu...
fatma ariyanti
fatma ariyanti Mohon Tunggu... Buruh - Citizen

Point of view orang ke-3

Selanjutnya

Tutup

Book

Belajar dari Komik Lokal "Pupus Putus Sekolah"

24 Februari 2024   10:56 Diperbarui: 24 Februari 2024   11:00 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
twitter.com/kurniahartawinarta

Pupus Putus Sekolah merupakan komik karya Pak Kurnia Harta Winarta, yang bisa dibaca melalui platform Webtoon. Sejauh ini, komik ini sangat menyita perhatian saya karena banyak banget pelajaran yang bisa diambil. Soalnya saya sudah bosan dengan cerita romance yang itu-itu aja.

Tokoh utamanya disini adalah Pupus, anak yatim piatu yang diadopsi seorang profesor bernama Cahyo Suryono, atau panggil saja Prof. Beberapa scene terus terngiang dan sangat mendidik, kadang juga ada yang menampar orang dewasa. Pupus memiliki sifat nakal dan jujur sebagaimana anak-anak seumurnya. Namun dia juga dipaksa lebih dewasa karena keadaan. Pupus ini anak yang aktif namun masih dalam usia membutuhkan kasih sayang orang tua sekaligus pengajaran dan pendidikan yang tepat.

Kali ini saya ingin membagikan kata-kata mutiara dari Profesor favorit saya.

"Manusia akan tumbuh ke arah apa yang ia inginkan seperti tanaman tumbuh ke matahari. kalau tidak ingin apa-apa kemana kamu akan tumbuh? bisa bisa kamu membuang waktu dan tenaga. berputar putar di tempat yang sama." -Prof

"Tanah liat tidak bisa apa-apa, hanya tergantung dari pengrajinnya. Tapi manusia berbeda. Kita punya kemampuan membentuk diri. Jadi guru bagi diri sendiri. Jika tidak tahu mau jadi apa, paling tidak bisa belajar cara membentuk diri sendiri. Dengan membaca, banyak mengamati, banyak mencoba, kenali dirimu, temukan batas-batasmu lalu cari cara melampauinya." -Prof

"Semua yang ada di dunia ini bisa jadi berharga atau jadi sampah tergantung dimana ia berada. Kalau ingin berharga kita harus bisa meletakkan diri di tempat yang tepat." -Prof

""Jangan kurang ajar" artinya jangan merugikan orang lain. Bikin jengkel sedikit gak apa-apa tapi jangan bikin orang terhina. Jangan merebut hak milik apalagi martabat orang lain. Boleh nakal tapi sedikit, tapi nakal kreatif yang penuh akal. Semakin dewasa semakin sedikit kesempatan buat nakal." -Prof

"Sudah ada tempat, bahan dan alat untuk buat belajar. Kamu tidak perlu khawatir harus langsung bisa ini itu. Tugasmu sekarang bertumbuh saja." -Prof

"Sekolah itu menyediakan air mineral siap minum. Tapi diluar itu ada sumber sumber air paling segar yang tidak bisa didapatkan begitu saja. Kadang kamu sabar mengumpulkan setetes demi setetes. Kadang perlu membungkuk rendah untuk menampungnya. kadang mesti mengeluarkan segenap tenaga untuk mengambilnya. Kemungkinan sulit dan berat. Jadi jangan kaget dna terburu-buru." -Prof

"Tidak baik-baik saja, menyerah, berhenti dan tidak sanggup lagi, itu tidak dilarang." -Prof

Kata-kata dari Prof banyak mengajarkan kebaikan dan kearifan, sedangkan kalau Pupus banyak memberikan kata-kata yang menampar orang dewasa.

"Penemu terkenal boleh gagal ribuan kali, tapi anak sekolah nggak. Belum paham tapi sudah lanjut ke pelajaran berikutnya. Lalu dicap bodoh, anak sekolahnya keburu besar dan terlanjur merasa bodoh, terus nggak mau belajar karena merasa percuma." -Pupus

"Aku pengen jadi anak baik, tapi anak baik nggak boleh nakal. bosen banget kalau hidup tanpa nakal. Aku jadi membayangkan sisa hidupku yang membosankan." -Pupus

"Aku ingin menghargai kegagalanku sendiri." -Pupus

Pupus juga sekali mengatakan bahwa orang dewasa itu ribet, padahal semua gampang kalau tinggal ngomong, bukan kabur. Ini dalam kasus bapaknya dan juga profesor dengan Madam Lie. Yang paling menampar adalah kata-kata Pupus pada Madam. Disitu madam marah karena merasa diajarin. Namun sebenarnya itu tamparan buat kita semua. Berikut kata-kata Pupus.

"Tante nggak mau diajarin sama yang lebih muda? Tante mau berhenti belajar? Tante sudah tua, mau belajar dari siapa lagi kalau bukan dari yang lebih mudah dan lebih payah?" -Pupus

Profesor terlihat seperti orang bijak, namun nyatanya beliau juga memiliki penyesalan yang amat dalam mengenai sifatnya di masa lalunya, diakibatkan sifat jelek dan kolotnya. Ini dijelaskan dalam Season 2. Pokoknya hampir di kolom komentarnya penuh dengan kata semangat buat pupus dan juga sang kreator, Pak Kurnia. Saya sendiri turut berterima kasih. Saya lihat ada buku cetak, pengen banget beli, uhuhuu..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun